Membesarkan Anak Punya Sikap Kritis
Anak yang bisa menyusun argumen sopan dan kuat, misalnya, mengapa ia harus punya sepatu basket hitam seperti yang dimiliki anak-anak lain dan bukan sepatu putih yang ketinggalan zaman, lebih mungkin mendapatkan apa yang ia mau tanpa membuat orang lain tersinggung. Ini adalah anak yang akan tumbuh menjadi orang yang dihormati dan bisa diajak bernegosiasi oleh orang lain.
Untuk anak yang lebih kecil: Misi utama balita dalam hidup adalah mempertanyakan peraturan, dan besar kemungkinan caranya tidak sopan dan tanpa bisa menahan diri, karena (seperti yang sudah Anda pahami) anak umur 2 tahun belum bisa mengendalikan emosinya. Pada tahap usia ini, tujuan utamanya adalah untuk mengajarinya bagaimana meminta sesuatu dengan sopan.
Menurut Rich, bila memungkinkan, iyakan saja setiap permintaannya, khususnya saat anak meminta sesuatu yang wajar dengan sopan. Tentu saja, tidak berarti Anda harus mengabulkan setiap kali anak minta permen atau mainan, Ma. Namun, katakan ‘ya’ saat permintaannya tidak terlalu penting. Strategi ini memungkinkan Anda untuk menyimpan energi pada saat Anda harus benar-benar mengatakan ‘tidak’ dan hal ini menunjukkan kepada anak bahwa ia dapat memperoleh puding cokelat karena ia memintanya baik-baik dan tidak dengan cara meraung-raung.
Untuk anak yang lebih besar: Ketika hendak menawarkan ide, katakan, “Mama punya ide…,” atau “Bagaimana kalau…,” yang akan mendorong anak untuk melakukan hal yang sama. “Ajarkan anak bahasa yang tepat untuk mengemukakan perasaan mereka dengan sopan,” jelas Schiller. “Beberapa anak terlalu takut mempertanyakan keputusan orangtua atau gurunya dan mereka tidak pernah tahu apakah mereka berani melakukan hal tersebut.”
Hindari membuat anak harus menurut pada Anda tanpa alasan. Misalnya saat Anda tidak mungkin mengajaknya menonton film karena telah berencana mengunjungi kakek dan neneknya. Jika Anda hanya berkata “Mama bilang tidak, sudah sana jangan ganggu Mama lagi”, itu tidak mendorong anak untuk bertanya. Cobalah berkata “Ayo, kamu tahu ‘kan, kita sudah janji pada Eyang kita akan ke rumahnya hari ini, Nak. Kalau kamu minta nonton saat kita belum ada rencana apa-apa, Mama akan setuju, kok.”