Lakukan Ini Bila Anak Mengaku Sudah Punya Pacar
“Aku sudah punya pacar!” Jangan panik jika suatu hari anak membuat pernyataan tersebut kepada Anda. Intinya, jangan denial dengan fase yang satu ini, Ma. Anak pasti akan melewati tahap ini, yang oleh banyak orang disebut sebagai puppy love atau cinta monyet.
Selain berdasarkan kekaguman, perasaan tertarik dengan lawan jenis ini sebenarnya juga punya tujuan untuk mengeksplorasi, untuk menilai seberapa menariknya diri mereka di mata teman-temannya. Pasti bangga, dong, jika interaksi ini dilihat oleh teman-teman dan anak jadi pusat perhatian. Bila ia ‘pacaran’ pun, di usia ini, tujuannya lebih untuk mencari jati diri dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Berbeda dengan tujuan orang dewasa saat pacaran, yang tujuannya adalah saling berbagi kasih sayang, memperhatikan orang lain, mencari rasa nyaman, dan sebagainya.
Nah, beberapa penelitian menunjukkan bahwa praremaja yang sedang mengalami puppy love lebih mudah mengalami depresi, khususnya bila orang tua kurang suportif. Jadi, jangan pernah menghindari fase ini, Ma. “Jadilah pendukung sekaligus teman curhat buat anak. Jauh lebih baik jika anak bercerita kepada Anda, dan Anda memberi solusinya, dibanding ia mencari teman yang lain,” kata Sani B. Hermawan, psikolog dari Lembaga Psikologi Daya Insani. Jadilah teman diskusi yang menyenangkan buat anak. Tapi ingat, Ma, berdiskusilah dengan hati dan pikiran yang terbuka, ya. Jangan berprasangka apa pun dulu kepada anak, misal dengan berpikir ‘wah, belajar anak saya pasti bakal terganggu kalau ia sudah naksir-naksiran seperti ini’.
Dengarkan saja semua yang hendak anak sampaikan, bahkan jika itu adalah hal yang remeh seperti perasaan kangen karena weekend ini tak ketemu dengan teman yang ditaksirnya. Dari sinilah anak kemudian dapat belajar mengenali berbagai macam emosi, mulai dari senang, sedih, kangen, cemburu, kesal, dan sebagainya. Tugas Andalah mengajarinya bagaimana cara mengelola berbagai emosi tersebut.
Foto: 123rf
Baca juga : Anak Pacaran, Kapan Perlu Cemas?
