Lakukan Ini Agar Anak Lancar Membuat PR
Ajarkan anak bertanggung jawab
PR mengajarkan anak bertanggung jawab. Itu artinya, anak harus menyelesaikan PR-nya dengan segenap kemampuan terbaiknya, dan membawanya kembali ke sekolah. Salah satu sekolah di Orlando, AS, baru-baru ini melarang orang tua mengantarkan PR anak yang tertinggal ke sekolah.
Meskipun tampak ‘keras’, Lahey mengatakan, “Guru berusaha membantu anak-anak mengembangkan strategi untuk mengingat barang-barang mereka sendiri.”
Ketika anak Anda mengeluh bahwa ia tidak bisa mengerjakan tugasnya, biarkan saja ia tidak menyelesaikan PR-nya dan menghadapi konsekuensinya sendiri di kelas.
“Ketika seorang siswa tidak menyelesaikan pekerjaan rumah, baik karena tidak bisa atau lupa, para guru biasanya akan memberi kesempatan kepada anak mengerjakannya saat jam istirahat,” kata Vaccaro.
“Begitu anak merasakan bahwa ia kehilangan waktu bermain gara-gara PR yang tidak selesai, anak akan belajar mengenai pentingnya ‘usaha’ untuk menyelesaikan PR.”
Tetap tenang
Bagaimana jika anak sampai menangis hanya karena ia tak bisa mengerjakan PR-nya? Yang ia butuhkan sebenarnya adalah pelukan Anda, Ma, sambil Anda berkata, “Kita akan cari tahu jawabannya sama-sama, ya!”
Tapi jika anak sampai ‘melempar’ PR-nya akibat frustrasi, mungkin Anda harus membiarkannya mengeluarkan emosi terlebih dahulu.
Katakan, “Mama tahu kamu kesal.” Kemudian, Anda cukup dengarkan gerutuannya, tanpa memberikan reaksi apa pun. “Lakukan sampai Anda tahu bahwa anak Anda telah mengeluarkan semuanya,” kata psikolog anak Laura Markham, Ph.D., yang juga adalah penulis Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting.
Nah, tapi bagaimana jika Andalah justru yang merasa frustrasi dengan PR anak? Yang penting, hindari berkata, “Mama juga dulu sekolah, tapi Mama bisa mengerjakan PR.”
Cobalah menarik napas panjang dan berjalanlah menjauh dari anak untuk sementara, atau basuh wajah Anda, dan lakukan apa pun yang bisa membantu menenangkan Anda, saran Dr. Markham.
Setelah itu, hampiri kembali anak dan katakan, “Maaf, ya, Mama agak emosi tadi. Sepertinya kita perlu istirahat dulu, deh.”
Setel waktu selama 10 menit untuk beristirahat, dan biarkan anak membaca atau bermain. Ketika waktu istirahat habis, katakan, “Oke, kembali ke PR. Yuk, kita sama-sama cari tahu cara mengerjakan PR ini. Kalau tidak bisa juga, kita tulis catatan buat gurumu besok, ya.”
Hal yang baik tentang pekerjaan rumah, selalu ada besok (dan hari berikutnya, dan berikutnya) untuk mengerjakannya dengan lebih baik.
Baca juga:
Kemampan Ini Harus Dimiliki Anak Sebelum Masuk TK