Kerja Sama Orang Tua dan Guru
Pandemi ini membuat kita lebih terlibat dalam pendidikan anak. Bahkan keterlibatan kita menjadi begitu besar. Banyak di antara kita yang merasa sangat kewalahan, terutama di awal-awal anak belajar dari rumah. Bayangkan saja, dulu mungkin kita menyerahkan hampir seluruhnya masalah pendidikan atau pelajaran di sekolah kepada guru. Kalau anak masih membutuhkan bantuan, kita dengan sigap mencarikan guru les. Namun, kondisi pandemi membuat mata kita semakin terbuka, tentang pendidikan anak di sekolah, kemampuannya, kelebihannya, dan hal-hal yang menjadi tantangan (kendala) untuk anak. Kita jadi makin melek, bahwa kerja sama orang tua dan guru itu sangat penting.
Sejatinya, pendidikan adalah proses kerja tim yang meliputi guru, orang-orang di sekitar anak (teman, keluarga, dan lain-lain), dan kita sebagai orang tua. Guru adalah partner kita dalam mendidik anak. Ia bukanlah faktor tunggal yang menentukan keberhasilan pendidikan anak kita. Jadi, jangan enggan untuk mencampuri proses pendidikan anak dengan dalih, “Itu, kan, tugas guru di sekolah.”
Baca juga: 5 Kesalahan Orang Tua Saat Jalin Hubungan dengan Guru
Sebenarnya, sebelum pandemi, sudah semakin banyak sekolah yang paham bahwa keberhasilan pendidikan anak juga memerlukan kerja sama dari orang tua, sehingga pihak sekolah ‘menciptakan’ banyak kesempatan bagi orang tua agar bisa terlibat dalam proses belajar mengajar anak. Misalnya, buku penghubung orang tua dan guru yang mencatat semua kegiatan anak selama di sekolah, Parent Teacher Conference (PTC) yang merupakan one on one discussion antara guru dan orang tua saat pembagian rapor, bahkan ada juga sekolah yang menyelenggarakan seminar khusus orang tua untuk memperkenalkan kurikulum sekolah. Semua ini demi orang tua tak menjadi ‘buta’ pada pendidikan anaknya di sekolah.
Penelitian menunjukkan bahwa pencapaian akademis anak secara langsung dipengaruhi oleh keterlibatan orang tua pada proses pendidikannya. Anak pasti akan lebih semangat belajar dan berangkat sekolah jika Anda sebagai orang tuanya juga antusias, kan, Ma? Tapi, pastikan juga antusiasme Anda tak berlebihan, ya. Jangan sampai Anda malah dianggap terlalu ikut campur dalam penerapan kurikulum sekolah oleh guru anak.
Baca juga: Yang Diharapkan Guru dari Orang Tua
Menurut Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MHPEd, psikolog anak dan keluarga, ada satu hal yang harus dipatuhi semua orang tua terkait kerja sama dengan guru anak:
Hormati guru anak Anda, Ma! Banyak kejadian di mana orang tua kerap menyalahkan guru ketika terjadi sesuatu yang negatif pada anaknya, misalnya mendapat nilai jelek, di-bully teman, bahkan ketika anak dihukum karena melakukan kesalahan. Meski tak setuju dengan guru, hindari menyatakannya secara terang-terangan di depan anak, karena bisa membuatnya ikut tak respek pada gurunya. Komunikasikan semua ketidaksetujuan, pertanyaan, dan protes Anda dengan cara baik dan bertanggung jawab.
Bacajuga:
Homeschooling, Yakin Orang Tua Bisa Jadi Guru?
Penilaian Guru Terhadap Prakarya Anak
Jalin Hubungan Baik dengan Guru Anak
5 Cara Kompak dengan Guru Anak
Foto: Getty Images
Updated: November 2021
Topic
#usiasekolah #parenting #pendidikan #sekolah