Jika Anak Divaksin di Sekolah
Saat bayi baru lahir sampai usia dua tahun, orang tua umumnya selalu rutin memberikan vaksin pada anaknya di berbagai fasilitas kesehatan. Namun, begitu lepas dari usia tersebut dan beranjak dewasa, ada beberapa orang tua yang mulai kendor dalam memantau jadwal vaksin. Padahal, ada beberapa vaksin yang harus diberikan di usia sekolah.
Kabar baiknya, pihak sekolah baik bekerja sama dengan pemerintah maupun bekerja secara mandiri, biasanya menyelenggarakan vaksin untuk para siswanya. Berikut ini adalah hal-hal yang Mama harus ketahui dan persiapkan sebelum si kecil mendapatkan vaksin di sekolah.
Vaksin yang Diberikan
Mama harus tahu vaksin apa yang akan diberikan pada si kecil, apakah sesuai dengan usia dan jadwalnya. Kementerian Kesehatan RI menggalakkan BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) tiap Agustus hingga November. Vaksin yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah vaksin campak untuk anak kelas 1 SD, vaksin DT untuk anak kelas 2 SD, dan vaksin Td untuk anak kelas 3.
Adapun vaksin lain yang bisa diberikan di usia Sekolah Dasar adalah vaksin polio untuk anak usia 6-8 tahun, vaksin tifoid diberikan pada anak usia dua tahun ke atas dan diulang setiap tiga tahun, vaksin influenza sebaiknya diulang setiap tahun, dan vaksin HPV yang diberikan pada anak perempuan mulai usia 10 tahun.
Pastikan bahwa anak Anda sudah memenuhi kriteria usia pemberian vaksin. Satu hal lagi yang penting adalah pastikan bahwa anak Anda belum pernah mendapatkan vaksin yang sama dengan yang akan diberikan sekolah di tempat lain.
Bila Si Kecil Sudah Mendapat Vaksin yang Sama
Apabila anak Anda sudah mendapatkan vaksin yang sama dengan yang akan diberikan oleh pihak sekolah di tempat lain, maka ia tak perlu ikut vaksin lagi. Anda perlu menyiapkan pemberitahuan bahwa anak Anda sudah menjalani vaksin sebelumnya. Anda bisa membuat sertifikat imunisasi anak di puskesmas yang satu wilayah dengan alamat domisili Anda di Kartu Keluarga.
Cek Kondisi Si Kecil
Pastikan si kecil dalam kondisi prima saat akan mengikuti vaksin di sekolah. Perlu diketahui bahwa anak yang sedang batuk atau pilek tetap boleh divaksin. Penyakit ringan seperti batuk, pilek, atau diare bukan merupakan kontraindikasi dari vaksin sehingga tidak akan memengaruhi pembentukan antibodi atau kekebalan tubuh.
Anak yang tidak boleh mendapatkan vaksin adalah anak-anak yang sedang mengalami penyakit berat atau baru sembuh dari penyakit berat dan memiliki riwayat alergi terhadap pemberian vaksin serupa sebelumnya.
Sarapan Sebelum Berangkat
Sebetulnya tidak ada penelitian ilmiah berkaitan dengan syarat makan dulu sebelum divaksin. Namun, memberikan si kecil sarapan sebelum berangkat ke sekolah untuk divaksin akan memberinya energi dan menjaganya agar tidak lesu.
Jika Ia Takut Disuntik
Jika anak memiliki ketakutan ini, jangan menganggap ia berlebihan. Sebaiknya akomodir perasaannya dengan mengatakan, “Mama tahu kamu mungkin takut sama jarum suntiknya. Tapi vaksin itu penting untuk kamu. Mama dulu juga divaksin, kok. Kamu waktu masih balita juga divaksin dan kamu baik-baik saja.”
Jangan berbohong padanya dengan mengatakan bahwa disuntik itu tidak menyakitkan. Anda bisa katakan padanya, “Kamu tidak perlu cemas. Memang disuntik itu pasti ada rasa sakit, tapi kan sakitnya hanya beberapa detik saja. Setelah itu, semua akan baik-baik saja. Tidak ada bekas luka yang perih.” Gunakan analogi ‘digigit semut’ untuk menggambarkan bagaimana rasanya disuntik.
Anda bisa memberi ia pengarahan tentang manfaat vaksin. Anda juga bisa menunjukkan video anak yang divaksin dan tetap tenang untuk memotivasinya.
Pakai Strategi Khusus dan Ajarkan Sopan Santun
Pernah lihat video-video viral yang berisi anak SD memaki, berkata kasar, bahkan menendang-nendang guru saat divaksin, tidak, Ma? Jangan sampai si kecil seperti ini, ya. Membantu puluhan murid untuk divaksin tentu akan melelahkan bagi guru dan tenaga medis yang bertugas, untuk itu jangan sampai mereka tidak dihargai oleh si kecil karena ketakutannya.
Minta ia untuk tetap sopan pada guru dan petugas medis walau ia takut disuntik. Ajarkan ia strategi berikut :
- Meminta petugas memberi aba-aba saat akan menyuntikkan jarum.
- Begitu aba-aba diberikan, ajarkan ia untuk menarik napas panjang dan menahannya.
- Bawakan ia boneka atau mainan kesayangannya yang lembut untuk dipeluk dengan satu tangan saat sedang disuntik. Memeluk akan mengalihkan perhatian dan energinya.
Jika Terlewatkan
Jika dalam kondisi terdesak si kecil tidak bisa mengikuti vaksin di sekolah, maka Anda bisa membawanya ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin serupa. Atau, Anda bisa menanyakan pada pihak sekolah apakah ia bisa mendapatkan vaksin yang sama di tahun depan. Vaksin yang terlewat tidak memiliki masa kadaluarsa sehingga tidak bisa hangus. Jika melewatkan satu vaksin, maka tetap harus divaksin di kemudian hari. Namun, alangkah lebih baik lagi apabila pemberian vaksin diberikan tepat waktu.
Bila Si Kecil Diberi Obat
Usai vaksin, si kecil biasanya akan dibekali obat berupa parasetamol dari sekolah. Anda tak perlu langsung meminumkannya setelah vaksin. Parasetamol atau pereda panas hanya perlu dikonsumsi jika si kecil mengalami demam pasca vaksin hingga suhu di atas 38.3°C.
(LELA LATIFA)
FOTO: WWW.DINKES.INHUKAB.GO.ID