Cara Menghindari Kesalahan dalam Mendampingi Anak Belajar
“Kok, sudah dijelaskan panjang lebar, tetapi belum paham juga, ya?”
“Sudah dikasih tahu, masih saja nggak bisa.”
“Di buku sudah ada, tinggal dibaca, tapi masih juga nggak mengerti cara mengerjakan soalnya.”
Pernah punya keluhan seperti ini tidak, Ma? Sebenarnya, anak tak bisa langsung disalahkan saat mereka tak kunjung bisa memahami materi pelajaran. Sebab, bisa jadi kesalahan tersebut ada pada Anda sebagai pengajarnya.
Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi., psikolog sekaligus pendiri TK & SD Kreativitas Anak Indonesia, mengatakan bahwa ada salah satu kesalahan pendidik, baik orang tua maupun guru dalam mendampingi anak-anak belajar, yakni tidak mengetahui gaya belajar anak. Psikolog yang kerap dipanggil Bunda Romy ini dalam acara Instagram Live Parenting Indonesia mengatakan bahwa setiap anak memiliki gaya belajar yang beda-beda, ada yang visual, auditif, dan ada juga yang kinestetik.
Gaya belajar didefinisikan sebagai cara paling mudah bagi seseorang untuk menyerap informasi. Menurut Bunda Romy, apabila proses belajar-mengajar menggunakan pendekatan yang sesuai dengan gaya belajar anak, maka pembelajaran akan jadi lebih optimal.
Memaksakan Gaya Belajar yang Berbeda
Bunda Romy memandang bahwa masih banyak orang tua yang memaksakan gaya belajar yang berbeda. “Sering terjadi, misalnya orang tuanya visual sekali, sedangkan anaknya auditif, ya informasi yang terserap akan sedikit,” ujarnya memberi contoh.
Lebih lanjut, Bunda Romy juga menyebutkan sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa guru di sekolah umumnya menggunakan pendekatan auditori. Ia juga menyampaikan bahwa hal ini banyak terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia. Maka, dalam pandangannya, hal ini tidak akan menguntungkan bagi anak-anak yang memiliki gaya belajar visual atau kinestetik. “Padahal sebenarnya anaknya pintar. Bukannya ia bodoh, tapi info yang masuk nggak begitu banyak,” ujarnya. Ia juga berpesan, “Anak jangan dipaksa harus ini itu.”
Mudah Putus Asa
Sering kali orang tua putus asa saat mendampingi si kecil belajar lantaran dianggap tak kunjung mengerti materi yang diajarkan. Ini banyak dikeluhkan orang tua, terutama di masa pandemi saat anak-anak harus belajar dari rumah. Menurut Bunda Romy, orang tua harusnya mengecek apa yang membuat anaknya tak kunjung paham, apakah lantaran cara orang tua mengajari tidak sesuai dengan gaya belajar anak. Nah, sering kali orang tua tidak sampai pada tahap observasi dan mengevaluasi proses tersebut. Kebanyakan hanya fokus pada hasil akhir.
Gunakan Banyak Pendekatan
Menurut Bunda Romy, setiap anak sebetulnya punya potensi memiliki seluruh gaya belajar—auditif, visual, dan kinestetik. Akan tetapi, ia memberi catatan, “Hanya saja, satu anak kadang-kadang lebih dominan punya satu daripada yang lain.”
Untuk mengoptimalkan semua potensi dan memaksimalkan materi yang diterima anak, maka orang tua bisa menggunakan banyak pendekatan saat mengajarkan anak. “Orang tua bisa sambil gerak, mencontohkan, atau bercerita. Jadi anak akan terbiasa semua. Tidak membosankan,” ujarnya.
Baca juga:
Tip agar Anak Cepat Paham dan Happy saat Belajar
7 Tip Atasi Drama Belajar dari Rumah
Gaya Belajar Sesuai Tipe Kecerdasan Anak (I)
Gaya Belajar Sesuai Tipe Kecerdasan Anak (II)
Gaya Belajar Sesuai Tipe Kecerdasan Anak (III)
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK