Cara Bijak Membaca Rapor Anak
Anak sudah terima rapor? Bagaimana hasilnya? Kalau boleh jujur, bagaimana sih, cara Mama dan Papa membaca rapor anak? Apa yang pertama kali dilihat? Angka yang tertera di tiap kolom mata pelajaran atau uraian deskriptif yang dituliskan oleh guru pengajar?
Nah, bila jawaban Mama dan Papa adalah ‘angka’, maka hati-hati untuk tidak membuat kesalahan lebih lanjut, seperti hanya fokus pada penurunan angka nilai yang didapatkan anak, seperti yang dikatakan oleh psikolog anak dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Vera Itabiliana Hadiwidjojo. “Dampaknya anak merasa tidak dihargai usahanya, merasa tidak cukup untuk menerima sayang dari orang tua, merasa not good enough, dan tidak dipahami kesulitannya,” ujarnya.
Lebih lanjut, Vera menambahkan bahwa ketika orang tua hanya fokus pada penurunan nilainya di sekolah, anak akan merasa punya beban untuk harus mendapat nilai yang bagus versi orang tua. “Sehingga, mereka terdorong untuk melakukan segala cara termasuk menyontek,” pungkas Vera.
Lalu, bagaimana cara bijak membaca rapor anak? Vera menggarisbawahi bahwa rapor adalah evaluasi performa anak di sekolah. Oleh karenanya, harus dibaca sebagai suatu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Bisa saja, di satu mata pelajaran, anak mendapat penurunan nilai karena suatu hal, sedangkan di mata pelajaran lain, ia mendapat peningkatan.
Vera menyarankan untuk membaca keseluruhan rapor termasuk uraian deskriptif yang diberikan guru. Diskusikan dengan guru tentang performanya, bukan hanya menanyakan peringkatnya, karena saat ini sekolah sudah tidak mencantumkan peringkat.
Setelah punya cukup bekal dari pihak sekolah, diskusikan dengan anak tentang apa yang telah ia lakukan untuk mencapai nilai tersebut; apa saja kesulitan yang ia temui, misalnya apakah ada yang ia tidak pahami dan apakah ketika ia absen lantaran sakit membuatnya tertinggal pelajaran sehingga sulit mengejar. Tak hanya itu, Anda juga harus berimbang dengan menanyakan apa yang membuat ia bangga pada proses belajarnya di semester yang baru lewat ini.
Jangan lupa sertai pula diskusi dengan bahasan tentang apa yang ingin ia lakukan lebih baik di semester depan. Anda bisa membantunya membuat rencana tentang apa yang bisa Anda dan ia lakukan untuk mengatasi kesulitannya di semester kemarin dan apa yang bisa diperbuat untuk mewujudkan keinginannya di semester depan.
Dengan begini, anak akan merasa bahwa rapor bukanlah sarana justifikasi, melainkan untuk evaluasi. Anak-anak ke depan akan lebih evaluatif terhadap masalah yang mereka hadapi dan bisa mencari solusi atau bantuan bila memerlukan. Di samping itu, respons Anda yang demikian juga menumbuhkan rasa percaya dirinya karena ia merasa diterima, dicintai, dan didukung.
Baca juga:
3 Kesalahan Umum Orang Tua dalam Membaca Rapor Anak
Evaluasi Rapor Anak
Ketika Rapor Anak Merah
Prestasi Belajar Anak Menurun, Ini Bisa Jadi Penyebabnya!
3 Syarat Agar Anak Nyaman Belajar di Rumah
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK