Aturan Memberikan Hadiah agar Anak Semangat Puasa
Hadiah barangkali menjadi salah satu elemen yang masuk ke dalam ritual puasa anak. Ya, hadiah bisa dimaknai anak sebagai salah satu motivasi mereka menjalankan puasa. Dengan iming-iming hadiah, anak bisa semangat menjalankan puasa.
Namun, hadiah seperti apa yang perlu diberikan dan bagaimana cara yang lebih baik untuk memberikannya? Alfa Mardhika, M.Psi., psikolog anak dari lembaga konsultasi Insight Psikologi Jakarta menjawabnya :
Pertimbangan Usia
Kemampuan kognitif anak-anak yang lebih kecil untuk memahami hadiah umumnya masih berkisar pada tataran konkret. Artinya, mereka butuh sesuatu yang nyata, yang bisa dilihat dan disentuh. Untuk itu, hadiah berupa benda menjadi salah satu pilihan yang bisa diberikan.
“Namun sebaiknya semakin usianya bertambah, hadiah-hadiah yang sifatnya material bisa semakin dikurangi,” ujarnya. Alfa menyebutkan bahwa memasakkan makanan favoritnya untuk berbuka puasa atau memberinya kesempatan untuk menentukan menu sahur juga merupakan hadiah yang bisa ditawarkan.
Reward Chart
Alfa menyarankan reward chart sebagai metode pemberian hadiah yang bisa dipilih. Caranya adalah dengan membuat tabel. Bila si kecil bisa menjalankan puasa sesuai kesepakatan, ia berhak mendapatkan bintang yang bisa ditempel di tabelnya. Bila seluruh tabel terpenuhi dengan bintang, maka ia berhak mendapatkan hadiah.
Namun, Alfa mengingatkan orang tua tetap konsisten dengan kesepakatan ini. “Kelemahan sistem ini itu biasanya orang tua suka nggak tega. Kalau ada yang bolong satu atau dua, karena merasa kasihan, ya sudah tetap dikasih saja hadiahnya,” imbuhnya. Padahal, konsistensi itu perlu untuk mengajarkan anak tentang kesepakatan.
Diberikan Langsung
Bila sistem reward chart harus menunggu sebulan agar si kecil bisa mendapatkan hadiahnya, sistem ini sebaliknya. Si kecil bisa langsung mendapatkan hadiah di hari itu juga, bila ia mampu menjalankan puasa sesuai kesepakatannya. “Hadiahnya bisa simpel saja, diajak nyiapin buka dengan makanan kesukaannya atau diajak jalan-jalan,” tutur Alfa.
Sistem ini memiliki kelebihan bahwa si kecil merasa terapresiasi langsung atas apa yang sudah ia upayakan dalam sehari. Menurut Alfa, untuk konsisten pada sistem ini juga lebih mudah bagi orang tua. Karena anak-anak masih punya kesempatan di hari berikutnya untuk mendapatkan hadiah lagi bila di hari ini gagal.
Apresiasi
Hadiah tak semata-mata diberikan begitu saja ketika si kecil mampu menjalankan puasa seperti yang diharapkan. Pemberian hadiah seharusnya diiringi dengan penyampaian apresiasi atas kemampuan yang sudah berhasil dicapainya. Anda bisa mengatakan, “Wah, hebat, Adik sudah bisa puasa penuh hari ini. Kemarin adik baru bisa puasa setengah hari. Mama bangga dengan kemajuanmu.”
Kalimat ini akan membuat si kecil memahami bahwa Anda memerhatikan perkembangannya. Di samping itu juga bisa menjadi motivasi untuknya agar semakin semangat puasa.
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK
Topic
#ramadanparentingina #ramadanprana #ramadanbulanmulia #ramadan #puasaramadan