Anak Suka Memukul Teman, Apa Sebabnya?
Beberapa bulan lalu terdengar sebuah berita seorang anak SD tewas setelah dipukul temannya. Entah apa penyebab awalnya, kedua anak yang merupakan teman satu kelas ini berkelahi saat mengikuti lomba menggambar di sekolah. Pun, masih segar di ingatan kita sebuah video yang beredar di tahun lalu yang menampilkan kekerasan terhadap seorang anak perempuan dari sebuah SD di Bukittinggi yang dikeroyok oleh teman-teman sekelasnya.
Dua cerita ini hanya segelintir kisah kekerasan yang dilakukan anak kepada temannya. Ada kecenderungan anak anak bersikap agresif dan melakukan penyerangan. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Anak berlaku agresif karena ia sering terpapar adegan kekerasan. Bila orang di sekitarnya terbiasa menyelesaikan masalah dengan cara kekerasan, anak pun menganggap bahwa hal tersebut wajar dilakukan. Penyebab lain adalah anak sering menjadi korban kekerasan baik secara fi sik maupun emosional dalam lingkungan keluarga atau pergaulannya. Anak yang sering memukul temannya secara tidak sadar ingin mengekspresikan rasa frustasi dan kemarahannya karena di tempat lain ia mengalami kekerasan.
Tayangan di TV juga memiliki pengaruh terhadap perilaku anak. Anak-anak biasanya masih kesulitan membedakan mana yang hanya ada di TV dan mana yang ada di dunia nyata. Ia belum bisa memilah mana yang baik dan buruk untuk ditiru. anak menyerap semua informasi begitu saja, termasuk tontonan yang mengandung unsur kekerasan. Oleh karena itu, apa yang ditonton anak perlu diseleksi oleh orang tua. Bahkan dampingi ia saat menonton agar Mama dapat memberikan penjelasan padanya apabila ada tayangan yang belum layak ditonton oleh anak seusianya.
Perilaku agresif juga bisa dipengaruhi oleh sifat anak yang masih egosentris – sulit memahami apa yang dirasakan atau dipikirkan orang lain. Anak tidak paham kalau memukul temannya akan membuat temannya merasa kesakitan. Mama bisa memberi penjelasan bahwa perbuatan yang dilakukannya salah. Mulailah dengan menanyakan padanya apa rasanya saat dipukul. Jika ia menjawab sakit, katakan bahwa temannya juga merasakan kesakitan yang sama. Beri konsekuensi padanya misalnya harus minta maaf pada temannya secara langsung jika ia memukul temannya.