Anak Ceroboh? Ini Cara Mengubahnya!
Apakah anak Anda masih menabrak meja dapur meski meja tersebut sudah berada di posisi yang sama selama 3 tahun? Apakah ia selalu menjatuhkan pensil di sini atau kaus kaki di sana? Jangan panik dulu, Ma! Banyak anak yang ceroboh karena perkembangan keterampilan motoriknya tidak seiring dengan pertambahan panjang tangan dan kakinya. Akibatnya? Mereka cenderung menjatuhkan ini itu atau menabrak sesuatu pada usia 8 atau 9 tahun. Plus, ketika mereka mencoba segala sesuatu yang baru, mulai dari main futsal hingga merakit pesawat, mereka sangat ceroboh karena belum menguasai berbagai keterampilan motorik. Ini cara untuk membantunya:
1. Sadari bagaimana frustrasinya anak. Bukan hal yang menyenangkan menjadi anak yang selalu keserimpet. Lelucon atau teguran dari Anda tidak akan membantu. Sebaiknya tidak menyakiti hatinya saat ia memerlukan dukungan Anda.
2. Tingkatkan keterampilannya. Karate atau bela diri adalah cara yang baik untuk memperbaiki koordinasi (bonus: ini bukan olahraga tim sehingga mengurangi tekanan saat berperforma). Di rumah, ia bisa mendengar musik sambil melompat lompat. Mendengar dan bergerak mengikuti irama akan melatihnya menyelaraskan gerakan dengan perintah dari otak.
3. Dibagi sehingga lebih mudah. Beberapa anak sulit memproses berbagai keterampilan yang ada saat menendang bola atau melompat tali. Bila ada keterampilan tertentu yang tidak bisa dikuasainya, cari cara untuk menguranginya menjadi rangkaian yang lebih mudah dan ajak dia berlatih bareng.
4. Tenang saja. Piring yang pecah (tidak termasuk pergelangan yang patah) kadang terjadi karena anak terburu-buru berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ingatkan anak untuk melakukan sesuatu secara lebih perlahan, atau paling tidak pastikan tali sepatunya terikat dengan baik.
5. Doronglah dia untuk tetap terus mencoba. Latihan akan membuatnya piawai, atau paling tidak mendekati mahir. Apakah itu membawa cucian tanpa menjatuhkannya atau menangkap bola. Lama kelamaan ia bisa, kok.
1. Sadari bagaimana frustrasinya anak. Bukan hal yang menyenangkan menjadi anak yang selalu keserimpet. Lelucon atau teguran dari Anda tidak akan membantu. Sebaiknya tidak menyakiti hatinya saat ia memerlukan dukungan Anda.
2. Tingkatkan keterampilannya. Karate atau bela diri adalah cara yang baik untuk memperbaiki koordinasi (bonus: ini bukan olahraga tim sehingga mengurangi tekanan saat berperforma). Di rumah, ia bisa mendengar musik sambil melompat lompat. Mendengar dan bergerak mengikuti irama akan melatihnya menyelaraskan gerakan dengan perintah dari otak.
3. Dibagi sehingga lebih mudah. Beberapa anak sulit memproses berbagai keterampilan yang ada saat menendang bola atau melompat tali. Bila ada keterampilan tertentu yang tidak bisa dikuasainya, cari cara untuk menguranginya menjadi rangkaian yang lebih mudah dan ajak dia berlatih bareng.
4. Tenang saja. Piring yang pecah (tidak termasuk pergelangan yang patah) kadang terjadi karena anak terburu-buru berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Ingatkan anak untuk melakukan sesuatu secara lebih perlahan, atau paling tidak pastikan tali sepatunya terikat dengan baik.
5. Doronglah dia untuk tetap terus mencoba. Latihan akan membuatnya piawai, atau paling tidak mendekati mahir. Apakah itu membawa cucian tanpa menjatuhkannya atau menangkap bola. Lama kelamaan ia bisa, kok.