Anak Suka Nonton TV
Sebenarnya, tidak ada batas minimal atau keharusan untuk menonton televisi. Terkadang yang ada adalah pembatasan jumlah maksimal untuk menonton televisi. Beberapa psikolog menuntut jumlah waktu menonton televisi dengan jumlah waktu kumulatif kurang dari 2 jam.
Secara umum, anak yang menonton televisi dalam jumlah waktu yang besar memiliki beberapa risiko, yakni anak yang menonton 4 jam atau lebih memiliki risiko yang besar menderita kelebihan berat badan atau obesitas, anak yang menonton film yang mengandung kekerasan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menampilkan perilaku agresif atau mengalami ketakutan kalau mereka akan mengalami kekerasan seperti korban kekerasan di film-film tersebut, dan ia akan lebih konsumtif jika menonton televisi yang mengandung iklan.
Anak yang ketagihan dengan TV, terlihat dari keinginan untuk menonton TV secara terus menerus, adanya perubahan perilaku saat tidak diizinkan menonton TV, dan kesulitan untuk menahan diri (terutama pada aktivitas yang berkaitan dengan sumber ketagihan). Saat muncul tanda-tanda ini, sebaiknya anak dibawa ke psikolog.
Bila ada kesulitan memisahkan anak dari TV, orang tua dan psikolog bisa membuat sebuah program untuk memisahkan anak dari TV. Misalnya, pembatasan/pelarangan nonton TV pada hari-hari kerja (senin – jumat), beri contoh pada anak (jika tidak diizinkan menonton, tunjukkan pada anak aktivitas yang bisa dilakukan bersamanya), izinkan anak nonton TV hanya pada siaran pendidikan dan tidak menampilkan agresivitas (orang tua harus mengetahui jadwal TV dengan baik), nontonlah TV bersama anak (ketika terdapat perilaku yang tidak diinginkan, berikan penjelasan mengenai perilaku tersebut dan mengapa perilaku tersebut seharusnya tidak dilakukan), serta bahas acara yang disaksikan bersama dengan anak.
Secara umum, anak yang menonton televisi dalam jumlah waktu yang besar memiliki beberapa risiko, yakni anak yang menonton 4 jam atau lebih memiliki risiko yang besar menderita kelebihan berat badan atau obesitas, anak yang menonton film yang mengandung kekerasan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menampilkan perilaku agresif atau mengalami ketakutan kalau mereka akan mengalami kekerasan seperti korban kekerasan di film-film tersebut, dan ia akan lebih konsumtif jika menonton televisi yang mengandung iklan.
Anak yang ketagihan dengan TV, terlihat dari keinginan untuk menonton TV secara terus menerus, adanya perubahan perilaku saat tidak diizinkan menonton TV, dan kesulitan untuk menahan diri (terutama pada aktivitas yang berkaitan dengan sumber ketagihan). Saat muncul tanda-tanda ini, sebaiknya anak dibawa ke psikolog.
Bila ada kesulitan memisahkan anak dari TV, orang tua dan psikolog bisa membuat sebuah program untuk memisahkan anak dari TV. Misalnya, pembatasan/pelarangan nonton TV pada hari-hari kerja (senin – jumat), beri contoh pada anak (jika tidak diizinkan menonton, tunjukkan pada anak aktivitas yang bisa dilakukan bersamanya), izinkan anak nonton TV hanya pada siaran pendidikan dan tidak menampilkan agresivitas (orang tua harus mengetahui jadwal TV dengan baik), nontonlah TV bersama anak (ketika terdapat perilaku yang tidak diinginkan, berikan penjelasan mengenai perilaku tersebut dan mengapa perilaku tersebut seharusnya tidak dilakukan), serta bahas acara yang disaksikan bersama dengan anak.