Tingkat Kematian Anak Indonesia Akibat COVID-19 Tertinggi di Dunia, Ini Pesan IDAI
Tiga pekan setelah libur lebaran Idul Fitri 2021, angka positif COVID-19 terpantau meningkat. Melansir dari rilis konferensi pers Perhimpunan 5 Profesi Dokter, yakni Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) pada 18 Juni 2021, berdasarkan data dari Dinkes DKI Jakarta, bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU sudah hampir penuh. Hingga 17 Juni 2021, 84% dari 8000 tempat tidur isolasi yang tersedia sudah terisi. Ruang ICU juga sudah terisi 74%.
Berdasarkan data covid19.go.id pada 21 Juni 2021, tercatat sudah ada 1.989.909 kasus konfirmasi positif COVID-19. Dari jumlah tersebut, 12,5%-nya adalah pasien anak dengan detail 2,9% balita usia 0-5 tahun dan 9,6% adalah anak usia sekolah atau 6-18 tahun. “Artinya, 1 dari 8 kasus konfirmasi (positif COVID-19) itu adalah anak,” ujar Ketua Umum IDAI, Prof. DR. Dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) dalam konferensi pers tersebut.
Prof. Aman juga menyampaikan bahwa data dari IDAI menunjukkan bahwa case fatality rate atau tingkat kematian anak 3-5%. “Jadi (negara) kita ini kematian paling banyak di dunia,” tandasnya. Persentase kematian tersebut dilaporkan Prof. Aman bervariasi setiap minggunya.
Rendahnya Testing untuk Anak
Prof. Aman juga menggarisbawahi rendahnya pengujian atau testing COVID-19 pada anak di banyak daerah. “Didiskon selalu testing ini,” sesalnya. Berkaca pada data Dinas Kesehatan DKI per 20 Juni 2021, ada 899 kasus kasus konfirmasi positif COVID-19 pada anak dengan rincian 655 kasus anak usia 0-18 tahun dan 244 kasus balita (0-5 tahun).
Imbauan IDAI
Untuk itu, Prof. Aman menyampaikan beberapa imbauan untuk melindungi anak-anak Indonesia, yakni:
- Segala kegiatan yang melibatkan anak (usia 0-18) tahun tetap dilaksanakan secara daring dengan didampingi orang tua.
- Hindari membawa anak ke luar rumah kecuali bila benar-benar dalam kondisi terdesak. Bila terpaksa ke luar rumah, pastikan mematuhi protokol kesehatan.
- Lengkapi imunisasi rutin anak, baik itu imunisasi dasar maupun tambahan untuk mencegah berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Baca juga:
Daftar Aktivitas Berisiko Tertular Covid-19
Cara Melindungi Bayi dan Balita dari COVID-19 Saat Harus Keluar Rumah
Mama-Papa Sudah Divaksin COVID-19, Tetap Patuhi Protokol Kesehatan
Hampir 70% Anak Alami Gangguan Tidur Selama Pandemi
Pandemi Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
Pandemi Belum Usai, Ini 5 Cara Jauhkan Anak-anak dari Stres
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK
Topic
#corona #coronavirus #viruscorona #covid19 #dirumahsaja #dirumahaja #belajardirumah #workfromhome