The Lost Jungle, Ajak Anak Mengenal Hutan secara Virtual dan Interaktif
Mengenalkan lingkungan hidup dan pentingnya merawat bumi bisa dilakukan sejak dini kepada anak-anak lewat cara menyenangkan. Anak-anak bisa belajar lewat cerita, dongeng, atau menjelajah dunia virtual untuk mengenal hal-hal di luar sana, seperti laut, hutan, dan segala penghuninya.
Bahkan, anak bisa belajar tentang alam dari karya seni yang imajinatif, sebagaimana karya seniman kolektif Tromarama (Febie Babyrose, Herbert Hans, dan Ruddy Hatumena), yang mengundang publik khususnya anak-anak dan keluarga, untuk merefleksikan kembali hubungan dengan alam lewat karya The Lost Jungle, di Museum MACAN. Ini merupakan karya komisi terbaru untuk Ruang Seni Anak Komisi UOB Museum Macan.
Baca juga: Ke Museum, Yuk, Nak!
Karya The Lost Jungle yang bercermin pada keanekaragaman flora dan fauna serta hubungannya dengan aktivitas manusia ini tidak hanya dapat dinikmati oleh publik di museum, tetapi juga di website. Menggabungkan seni, teknologi, dan lingkungan hidup, The Lost Jungle merupakan instalasi multimedia interaktif yang mengajak pengunjung merasakan simulasi langsung dari hutan virtual. Formasi awan, intensitas hujan, semilir angin di antara pepohonan, dan pergerakan makhluk-makhluk penghuni hutan virtual itu dipengaruhi oleh cuaca terkini di Jakarta, dan beberapa kota lainnya, yang datanya dapat diakses oleh publik.
Di hutan yang tampak hidup di layar besar, bermunculan hewan-hewan imajiner yang terinspirasi dari aneka hewan langka, karya anak-anak. Mereka bisa membuat dan mengirimkannya secara virtual dari rumah.
Makhluk-makhluk imajiner itu digambarkan terdiri dari beragam bentuk tak beraturan, mirip ragam koral. Anak-anak bisa sesuka hati merangkai sendiri hewan-hewan imajiner itu secara virtual, memilih bentuk-bentuk dan motif yang terinsipasi dari bulu atau kulit hewan-hewan yang terancam punah. Bentuk-bentuk yang memicu imajinasi anak ini secara random dan bergantian akan muncul di satu layar lebar yang menggambarkan hutan di Indonesia.
Ajak si kecil membuat hewan-hewan itu dan mengenal hutan lewat karya seni ini, ya, Ma dan Pa. Jika Anda datang ke Museum MACAN, akan tersedia tablet untuk anak membuat hewan-hewan imajinasinya. Jika tidak bisa datang ke Museum MACAN, ajak anak masuk ke situs web The Lost Jungle (bisa klik ini: bit.ly/TheLostJungle) dan menciptakan makhluk baru menggunakan motif, bentuk, dan warna yang terinspirasi dari hewan-hewan yang terancam punah itu sesuai imajinasinya.
Baca juga: Anak Remaja Harus Lebih Dekat dengan Alam, Mengapa?
Di dalam pameran ini, Anda juga bisa melihat karya lain berjudul 40ºC Fable (2021). Terdapat animasi di 3 layar yang merespons pergerakan orang-orang di depan layar tersebut. Lucu sekali, kalau Anda melompat, geleng-geleng atau menari-nari, makhluk animasi itu akan mengikuti Anda. Coba minta si kecil melakukannya, pasti dia senang gerakan-gerakannya direspons oleh makhluk-makhluk imajinatif itu.
Untuk menciptakan The Lost Jungle, para perupa telah bekerja sama dengan ahli-ahli biologi dalam meneliti hubungan antara manusia, lingkungan alam, dan teknologi. Aktivitas manusia telah berdampak besar terhadap keanekaragaman hayati dan ekologi. Teknologi memang membantu kita untuk tetap terhubung dengan satu sama lain, namun bisakah kita menggunakannya untuk lebih memperhatikan dampak kita terhadap planet ini?
Pameran The Lost Jungle akan berlangsung hingga Mei 2022. Rencananya akan ada berbagai aktivitas seru lainnya di sini. Informasi lengkap bisa dicek di website Museum MACAN, ya.
Baca juga:
7 Museum Unik di Dunia
Jalan-jalan Ke Museum dan Galeri
5 Cara Menumbuhkan Kepedulian Anak Pada Lingkungan
Perilaku Ramah Lingkungan Berawal dari Keluarga
grc
Foto: courtesy of Museum MACAN, grc
Topic
#keluarga #rekreasi