Solusi Agar Penderita Intoleransi Laktosa Bisa Mengonsumsi Susu
Tiap usai minum susu sapi perut Anda terasa kembung, melilit, dan harus buru-buru ke toilet karena desakan diare? Bisa jadi Anda mengalami intoleransi laktosa, Ma. Namun, Anda tidak sendiri, karena banyak orang Asia, khususnya Indonesia, tidak bisa leluasa menikmati lezatnya segelas susu sapi karena kondisi ini. Jangankan segelas susu, puding dengan sedikit vla susu saja bisa menimbulkan masalah bagi perut.
Padahal, banyak sekali kebaikan susu sapi yang penting bagi tubuh kita, namun hanya karena kondisi intoleransi laktosa itu kita tidak bisa mendapatkannya karena harus menjauhi susu sapi.
Apa sebenarnya intoleransi laktosa dan haruskah selamanya menghindari susu sapi?
Intoleransi Laktosa VS Alergi Susu Sapi
Banyak yang menyamakan intoleransi laktosa dengan alergi susu sapi. Keduanya berbeda, bisa dilihat dari penyebab dan gejala-gejalanya. Alergi susu sapi disebabkan oleh respons sistem imun tubuh kita yang berlebihan terhadap protein susu yang dikonsumsi. Kondisi ini bisa ditangani atau diobati, dan akan hilang seiring bertambahnya usia. Karena itu, alergi susu sapi paling banyak kita temukan pada anak-anak, karena sistem imunnya masih berkembang. Gejala alergi susu sapi yang umum ditemukan antara lain adalah ruam-ruam dan gatal di kulit.
Sementara, intoleransi laktosa terjadi karena tubuh kita kekurangan enzim laktase, yang tugasnya mengonversi laktosa dari susu sapi, menjadi bentuk sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa di saluran pencernaan kita. “Laktosa adalah salah satu jenis karbohidrat di dalam susu, yang kita manfaatkan dalam banyak hal, antara lain sebagai sumber energi dan fungsional tubuh lainnya,” jelas dr. Arif Sabta Aji, seorang ahli gizi.
Kondisi intoleransi laktosa ini menetap, tidak bisa diobati. Oleh sebab itu, penderita dianjurkan untuk menghindari produk susu sapi dan turunannya agar tidak mengalami efek intoleransi, dengan gejala-gejala seperti perut kembung, rasa begah, mulas, hingga diare, yang biasanya muncul pada 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu.
Kaya Nutrisi dan Kebaikan
Dibandingkan Eropa, persentase penderita intoleransi laktosa di Asia memang jauh lebih tinggi. Diperkirakan di Asia Tenggara termasuk Indonesia, sekitar 80% penduduknya mengalami intoleransi laktosa. Di Eropa, penderita intoleransi laktosa hanya sekitar 25%. Hal ini disebabkan, karena faktor genetis keturunan, yang secara budaya orang Asia lebih lama menerima kebiasaan minum susu sapi jika dibandingkan dengan orang Eropa.
Intoleransi laktosa ini menjadi salah satu penyebab rendahnya konsumsi susu di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, rata-rata konsumsi susu di Indonesia sebesar 16.27 kg/kapita/tahun, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan beberapa negara Asia lainnya, seperti Malaysia 26.20 kg/kapita/tahun, Myanmar 26.7 kg/kapita/tahun, dan Thailand 22.2 kg/kapita/tahun.
Padahal, susu kaya akan kandungan gizi yang sangat bermanfaat bagi tubuh kita, tidak hanya anak-anak, tapi juga orang dewasa. Menurut, dr. Arif yang menjadi narasumber pada peluncuran varian terbaru MilkLife Bebas Laktosa, Kamis, 13/1/2022 lalu, susu sapi merupakan sumber kalsium paling baik di antara bahan makanan lainnya. “Kalsium sangat baik untuk perkembangan dan pertumbuhan kesehatan tulang kita. Selain itu susu mengandung banyak vitamin dan mineral, yang membantu mencukupi kebutuhan kita akan zat gizi tersebut sehari-hari, dengan mengonsumsi 2 gelas atau 400-500 ml susu perhari,” kata dr. Arif.
Lebih jauh dr. Arief menjelaskan bahwa pada segelas susu sapi terdapat Kalsium, Fosfor, Vitamin B, Vitamin D, dan Kalium. “Mengonsumsi susu dapat menambah kekuatan tulang, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan masa otot, meningkatkan sistem imun tubuh, menurunkan kadar gula dalam darah, menjaga tekanan darah, meningkatkan energi dan kebugaran tubuh, mengoptimalkan fungsi otak, mencegah depresi, mencegah masalah gigi, mempercepat penyembuhan luka, menjaga berat badan, memelihara kesehatan mata, dan bisa membuat kulit lebih segar,” papar dr. Arif.
Baca juga: Mengapa Susu Baik Dikonsumsi?
Susu Bebas Laktosa, Sebuah Harapan Baru
Untuk mendapatkan vitamin dan mineral seperti yang terdapat di dalam susu sapi, penderita intoleransi laktosa perlu mencari penggantinya dari sumber makanan lainnya. Susu nabati, seperti susu soya, almond, mede, dan sebagainya yang juga tinggi protein, biasanya menjadi pilihan, walaupun kandungan gizinya tidak sama persis dengan susu sapi. Selain itu, beberapa jenis sayuran seperti brokoli, okra, sawi hijau, dan edamame, misalnya, dapat dimasukkan ke dalam daftar sumber pangan penting karena tinggi kalsium.
Baca juga: Aturan Minum Susu Segar
Namun, benarkah pintu benar-benar tertutup bagi penderita intoleransi laktosa untuk menikmati dan mendapatkan manfaat nutrisi dalam susu sapi? Kabar baiknya, saat ini, penderita intoleransi laktosa tidak perlu menghindari susu sapi sama sekali, karena sudah ada MilkLife Bebas Laktosa. “Kami sadar ada banyak orang tidak bisa minum susu karena intoleransi laktosa. Maka kami melakukan invovasi. Kami menghadirkan susu bebas laktosa pertama, Milk Life. Supaya kita aman mengonsumsi susu, tidak kembung, tidak ada masalah di perut. Hari ini pun kami menghadirkan varian baru rasa mocha, bagi yang tidak suka cita rasa susu,” ungkap Ihsan Mulia Putri, CEO of Global Dairi Alami.
Cita rasa mocha, perpaduan cokelat dan kopi, disesuaikan dengan tren selera generasi milenial yang gemar mengonsumsi aneka minuman kopi kekinian. Diungkap oleh Bernadeth Virna Widiastuty, Marketing Manager Global Dairi Alami, Milklife mocha bisa menjadi pilihan lebih sehat bagi mereka. "Supaya mereka nggak minum minuman lain yang tidak sehat. Ada minuman yang sehat, bernutrisi tinggi. Apalagi di masa pandemi, kita perlu konsumi (makanan dan minuman) yang bernutrisi tinggi untuk ketahanan tubuh," kataVirna.
Dijelaskan oleh Ihsan, dengan mengandalkan teknologi canggih dari luar negeri, terciptalah inovasi menghasilkan susu sapi segar bebas laktosa. “Susu segar diekstrasi laktosanya, sehingga zat yang tidak bisa dicerna itu dihilangkan dari susu. Tapi, (dengan inovasi itu) semua nutrisi yang ada di dalam susu direservasi (tetap ada, tidak hilang). Kami sudah melakukan trial ke konsumen dengan kondisi intoleransi laktosa, semuanya aman. Maka dengan bangga kami menghadirkan susu bebas laktosa pertama di Indonesia,” papar Ihsan, yang juga menyampaikan kampanye Milklife #BeraniMinumSusu untuk mengajak masyarakat Indonesia aktif dan rutin mengonsumsi susu setiap hari dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang sehari-hari.
MilkLife yang hadir dalam ukuran 200 ml dan 1000ml serta sudah bisa didapat di minimarket maupun supermarket itu merupakan susu dari sapi jenis Friesian Holstein dari peternakan sendiri dengan konsep From Farm to Table, yaitu mulai dari produksi susu, hingga pendistribusian sampai di meja konsumen. Selain teknologi modern, produksi susu juga memerhatikan kesejahteraan lingkungan, melalui pengimplementasian sistem teknologi biogas, yang mengolah kotoran sapi menjadi energi untuk digunakan di pabrik sebagai pemanas susu.
Baca juga:
Agar Kegiatan Minum Susu Jadi Menyenangkan
Anak Susah Makan, Hanya Mau Minum Susu?
Berapa Gelas Sebaiknya Anak Minum Susu?
Gracia Danarti
Foto: Freepik, dok. Milklife
Topic
#keluarga #kesehatan #gizikeluarga