Orang Tua Bahagia, Kunci Kesehatan Mental Anak
Pandemi saat ini membuat kita perlu waspada terhadap kesehatan keluarga. Apalagi, jumlah kasus klaster keluarga terus meningkat. Sebenarnya, tidak hanya kesehatan fisik yang penting menjadi perhatian kita, namun juga kesehatan mental. Dan, ternyata, kondisi saat ini tidak hanya rentan menyebabkan gangguan pada kesehatan mental kita sebagai orang dewasa, namun juga anak-anak.
Hal ini diungkap oleh psikolog anak Fathya Artha Utami, dalam acara temu media dalam rangka Hari Anak Nasional 2021, bertajuk Orang Tua Bahagia, Kunci Kesehatan Mental Anak, yang diadakan Tokopedia. Menurutnya, selama pandemi, yang dirasakan orang tua adalah sedih, takut, tidak merasa aman, dan frustrasi. Hal yang sama dirasakan oleh anak-anak.
“Apa yang dirasakan orang tua, dirasakan juga oleh anak-anak. Kalau orang tua merasa sedih, takut, burnt out, sebenarnya anak merasakan hal yang sama. Sama-sama merasa takut dan frustrasi, karena yang kita hadapi ini penuh ketidakjelasan. Anak-anak juga berpikir kapan pandemi ini selesai, kapan dia bisa ketemu teman-teman, kapan dia masuk sekolah. Jadi, apa yang dirasakan anak, sama dengan yang dirasakan orang tua. Harapannya, kita sebagai orang dewasa bisa lebih berempati kepada anak-anak kita,” papar Fathya.
Namun, ada hal yang membedakan antara orang tua dan anak-anak, yakni cara mengekspresikan emosi dan bagaimana berespons. Semestinya, orang tua memiliki kematangan dalam mengelola emosinya, sehingga tidak melakukan reaksi-reaksi negatif. Walaupun demikian, ini tidak selalu mudah, kita kerap ‘terpeleset’, tidak bisa menahan emosi, ketika menghadapi perilaku anak-anak. Mengapa ini terjadi?
“Emosi dan perilaku anak dipersepsi oleh otak kita sebagai ancaman, yang menyebabkan kita bereaksi tanpa berpikir panjang. Sehingga, orang tua perlu melatih otak agar tidak menganggap emosi dan perilaku anak sebagai ancaman. Caranya, berhenti dulu, sadari, dan berespons dengan penuh intensi,” saran Fathya.
Emosi adalah energi yang bisa ‘menular’. Jika orang tua bisa mengelola emosi dan berespons dengan baik, maka hal ini akan dirasakan oleh anak, sehingga mereka juga akan belajar mengelola emosinya.
Berikut ini 5 tip membangun suasana rumah yang positif dan nyaman sehingga bisa menjaga kesehatan mental anak.
1. Jaga Keseimbangan antara Keluarga dan Pekerjaan.
“Pandemi mendorong lebih banyak orang tua bekerja dari rumah sehingga menjaga produktivitas sambil mengasuh anak bisa menjadi tantangan tersendiri,” terang Fathya.
Orang tua perlu saling bekerja sama dan berkompromi berkaitan dengan peran dan tugas masing-masing. Tentukan mana yang menjadi prioritas dan kapan saatnya perlu fokus ke keluarga. Buat jadwal rutinitas. Ini penting, karena anak merasa aman dengan rutinitas, sudah dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi.
2. Ketahui Ciri-Ciri Anak yang Sedang Stres.
Menurut Fathya, perubahan perilaku dan emosional, serta adanya keluhan fisik pada anak adalah beberapa ciri stres yang dialami anak.
3. Komunikasikan Emosi di Masa Pandemi.
Kepekaan orang tua untuk mendeteksi perilaku stres pada anak sangat dibutuhkan demi menjaga kesehatan mental keluarga. “Komunikasikan emosi dengan anak secara jujur, agar kita tahu kebutuhan mereka,” kata Fathya.
Dengan demikian, orang tua dan anak akan dapat menyusun strategi untuk saling menenangkan emosi yang dirasakan. Pahami juga bahwa semua emosi yang dirasakan itu benar dan diterima.
4. Dampingi Anak Kelola Emosi.
Orang tua perlu mendampingi anak dalam mengelola emosi dengan metode HADIR: Hadapi dengan tenang, Anggap semua perasaannya penting, Dengarkan tanpa distraksi, Ingat untuk bantu menamai emosi anak dan Rembukan opsi, batasan serta solusi masalah,” tuturnya.
5. Pentingnya Relaksasi bagi Keluarga.
Jangan lupa, orang tua perlu merawat diri sendiri. Kenali sumber kebahagiaan dan ketenangan diri, misalnya dengan menggunakan essential oil yang bisa membangkitkan emosi positif, menenangkan, dan meredakan kecemasan. Ria Templer, pemilik Utama Spice, mengatakan bahwa essential oil yang dibuat dengan bahan-bahan alami, dapat memberikan manfaat positif tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak. “Kandungan kamomil (chamomile) dan minyak kenanga bisa memberi rasa tenang. Sedangkan aroma mint yang dingin dan menyegarkan hingga minyak kayu putih (cajeput) dapat membantu sistem kekebalan tubuh dan penyembuhan,” terang Ria. Sementara, aroma lavender, lemon dan jeruk juga aman untuk anak-anak.
Peduli akan kesehatan mental anak-anak di masa pandemi, Tokopedia juga tidak tinggal diam. Menggandeng para mitra strategis lain, termasuk Big Bad Wolf (BBW), untuk mendukung penanganan pandemi, salah satu yang dilakukan Tokopedia adalah membagikan buku-buku anak bagi anak-anak terpapar COVID-19 yang sedang melakukan isolasi bersama keluarganya di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet.
“Bertepatan dengan Hari Anak Nasional 2021, Tokopedia akan memberikan ribuan buku untuk anak-anak yang dirawat di Wisma Atlet. Kami berharap buku-buku ini bisa mengisi waktu dan mendorong semangat anak-anak terpapar COVID-19 selama perawatan dan pemulihan di Wisma Atlet,” tutup Ekhel Chandra Wijaya, External Communications Senior Lead Tokopedia.
Baca juga:
Pandemi Memengaruhi Kesehatan Mental Anak
Manfaat Mewarnai untuk Kesehatan Mental
grc
Foto: Freepik
Topic
#kesehatanmentalanak #anakbahagia #orangtuabahagia