Mungkinkah Alergi Hilang?
Sayangnya, angka kejadian alergi pada anak Indonesia belum banyak diteliti, demikian menurut DR dr. Zakiudin Munasir, Sp.AK, Konsultan Alergi-Imunologi Anak. “Bahkan, Indonesia tidak memiliki data tentang prevalensi nasional alergi makanan,” kata dr. Zaki.
Namun, dalam poliklinik Alergi-Imunologi RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, dr. Zakiudin, mengatakan, “Kami menemukan, dari 42 pasien dermatitis atopik atau eksem pada tahun 2012, sebagian besar dari mereka sensitif terhadap putih telur (31%), susu sapi (23,8%), ayam (23,8%), kuning telur (21,4%), kacang-kacangan (21,4%), dan gandum (21,4%).
Ini berbeda dengan apa yang ditemukan pada klinik kami pada tahun 2011. Sebagian besar pasien dermatitis atopik sensitif terhadap jagung, diikuti oleh putih telur, tuna, ayam, susu sapi, dan kacang tanah. Sementara itu, kami juga menemukan 3% dari pasien diare kami adalah alergi susu sapi.”
Umumnya, alergi makanan akan menghilang dalam jangka waktu tertentu, kecuali alergi terhadap kacang tanah dan sejenisnya serta hidangan laut. Dilaporkan bahwa anak yang menderita alergi makanan akan mengalami perbaikan berupa kehilangan reaktivitas terhadap makanan sekitar 25%, sedangkan pada usia dewasa akan mengalami perbaikan berupa kehilangan reaktivitas terhadap makanan selamanya. Dengan terapi diet yang ketat terhadap makanan alergen dalam beberapa tahun, alergi makanan bisa saja menghilang. Akan tetapi, bukan tidak mungkin akan timbul masalah malnutrisi atau gangguan makan yang lain. Jadi, perlu diupayakan pemberian makanan pengganti yang tepat.