Meriahnya Special Kids Expo (SPEKIX) 2019
Tahukah Anda, berdasarkan paparan yang disampaikan Asisten Deputi Anak Berkebutuhan Khusus Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) April 2018 lalu, penyintas Autisme Indonesia diprediksi 2,4 juta orang dengan pertambahan 500 orang per tahun. Angka ini adalah angka yang cukup besar apalagi masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenali dan memahami cara penanganan anak yang merupakan penyintas Autisme. Dan informasi lengkap mengenai autisme belum banyak diakses oleh banyak pihak. Padahal informasi mengenai autisme yang komprehensif akan membantu orang tua, pengajar, terapis, dan masyarakat umum untuk mendukung anak dengan autisme dan kebutuhan khusus lain untuk memiliki hidup lebih baik dan menjadi lebih mandiri.
Berawal dari kondisi itu, Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) bekerja sama dengan Zally Zarras Learning Center (ZZLC) mengadakan Special Kids Expo (SPEKIX) 2019 dengan tema Beauty in Ability. Event tahunan ini bertujuan memberikan informasi mengenai autisme dan bagaimana penangan generasi muda dengan kebutuhan khusus (anak-anak dan dewasa muda dengan Autisme, ADHD, ADD dan Kesulitan Belajar) secara komprehensif. Bertempat di Jakarta Convention Center (JCC) Lower Lobby, SPEKIX 2019 dilaksanakan 24-25 Agustus 2019 lalu.
Memasuki area SPEKIX 2019, suasana meriah terlihat dari ramainya lebih dari 130 booths yang mengisi acara. Mereka berasal dari seluruh Indonesia, berisikan berbagai informasi tentang sekolah, terapi, hasil karya anak, seminar, dan workshop. Tak tanggung-tanggung, pembicara yang hadir adalah para ahli dari Singapura, Malaysia, Australia, dan Inggris. Tersedia juga produk makanan sehat, fun activities, konseling gratis bagi keluarga dan pendidik serta demo masak makanan sehat dan lezat dari celebrity chefs. Ada juga talk show berbagi pengalaman dari generasi muda yang sudah mandiri, orang tua serta pendidik yang telah menjalani dan terinspirasi semangat dan talenta generasi muda dengan kebutuhan khusus.
Di hari pertama, Ayahbunda mengadakan talk show bertema Mengenalkan Yoga untuk Orang Tua dari Anak Autistik, dengan pembicara Tina Maladi. Lebih dari 30 orang tua dan guru anak berkebutuhan khusus mengikuti talk show ini.
“Yoga diperlukan untuk melepaskan stres. Kalau orang tua stres, tidak akan dapat memberi rasa aman pada anak. Sentuhan ibu sangat penting,” kata Tina, yang juga memiliki anak menyandang autistik. Dan karena yoga adalah mind body connection, yoga akan membuat orang tua fokus pada satu hal.
Kenali 7 Tanda Sedini Mungkin
Pada umumnya orang tua merasa tenang bila anaknya lahir dengan anggota badan lengkap. Jari tangan dan kaki berjumlah masing-masing 10, telinga ada 2, mata, mulut, dan hidung semua normal.
Sampai ulang tahun anak yang pertama, orang tua sibuk untuk memantau kesehatan fisiknya. Ketika disadari bahwa anaknya beda dari anak lain, orang tua mulai bingung. Kok dia nggak menatap mata saya? Kok, dia nggak menjawab panggilan saya?
Ini 7 cara mengenali adanya spektrum autis:
-
Apakah anak Anda memiliki ketertarikan pada anak-anak lain?
-
Apakah Anak menunjuk pada sesuatu yang disuka?
-
Apakah anak Anda mau menatap mata Anda lebih dari 2 detik?
-
Apakah anak Anda mau meniru ucapan, ekspresi wajah ataupun gerak gerik Anda?
-
Apakah anak Anda bereaksi ketika namanya dipanggil?
-
Apakah anak Anda melihat ke arah benda yang Anda tunjuk?
-
Apakah anak Anda pernah bermain pura-pura?
Bila jawabannya sebagian besar ‘tidak’, sebaiknya Anda segera membawa anak Anda ke ahli tumbuh kembang. Mengetahui gejala autism pada anak sejak dini membantu anak mendapatkan penanganan yang tepat sehingga ia dapat memiliki hidup yang lebih baik dan mandiri.