Curiga Anak Mengalami Child Grooming? Ini Tandanya
Belajar dari berbagai kasus yang sudah terjadi, kejahatan seksual yang dilakukan oleh predator pedofil sering kali baru terbongkar setelah rentang waktu yang tidak sebentar. Sebab, aksi grooming, yakni langkah pelaku mempersiapkan target dengan membangun hubungan dan kepercayaan dengan tujuan untuk dimanipulasi agar bisa dilecehkan dan dieksploitasi, sering kali benar-benar tidak disadari korban atau keluarga korban pada awalnya.
Melansir dari raisingchildren, banyak tanda-tanda grooming, yang tampak seperti hubungan orang dewasa dan anak yang normal. Itulah sebabnya, grooming sangat sulit dikenali. Banyak korban pedofil yang awalnya berpikir bahwa mereka berada dalam hubungan cinta atau persahabatan.
Korban pelecehan sering kali tidak mampu menceritakan pengalaman buruknya, termasuk kepada orang tua. Itulah mengapa penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda yang mengkhawatirkan untuk mencari bantuan.
Menurut The Department of Education and Training Pemerintahan Victoria, Australia, berikut ini adalah beberapa kombinasi tanda anak Anda mungkin sedang menjadi korban grooming:
- Absen secara teratur dari sekolah, melewatkan pelatihan atau les, tugas, serta kegiatan lainnya.
- Menghabiskan lebih sedikit waktu dengan teman atau mengubah grup pertemanan secara tiba-tiba.
- Akan hilang untuk waktu yang lama (tidak seperti kebiasaan sebelumnya) atau muncul dengan kondisi tampak sangat lelah.
- Memiliki banyak hadiah yang dirahasiakan dari mana asalnya.
- Tiba-tiba memiliki uang dalam jumlah besar, yang tidak dapat mereka pertanggungjawabkan asalnya.
- Mengembangkan hubungan yang sangat dekat dengan orang yang lebih tua.
- Tampak tidak jujur mereka berada di mana dan dengan siapa.
- Berbicara banyak tentang orang dewasa tertentu atau anak yang lebih tua.
- Ingin menghabiskan banyak waktu berdua bersama orang dewasa atau yang lebih tua tersebut.
- Menunjukkan perubahan suasana hati (hiperaktif, tertutup, emosional, agresif, tidak sabar, kesal, cemas, menarik diri, depresi)
- Menggunakan bahasa yang berbeda atau meniru cara teman baru berbicara.
- Membicarakan teman baru yang tidak termasuk dalam lingkaran sosial normal mereka.
- Punya ponsel baru (mungkin diberikan oleh teman baru) untuk melakukan panggilan, video, atau mengirim pesan teks secara berlebihan.
- Menjadi sangat tertutup tentang penggunaan telepon, internet dan media sosial.
- Menggunakan narkoba (bukti fisik termasuk sendok, aluminium foil, atau potongan karton robek)
- Dijemput oleh teman lama atau baru dari sekolah atau di jalan, bukan di rumah.
- Mendapatkan banyak pesan dari seseorang yang hanya mereka kenal secara online.
- Tidak berbicara dengan orang tua tentang pikiran atau perasaan lagi.
Baca juga:
Ini Karakter Predator Seksual Pemangsa Anak
Curiga Anak Alami Pelecehan Seksual?
Bila Anak Alami Pelecehan Seksual di Sekolah
Bentengi Anak dari Pelecehan Seksual
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK