Cinta Papa Tak Terucapkan, Tapi Bisa Dirasakan
Seorang ibu sangat mungkin untuk mengucapkan, “I love you,” hingga belasan kali kepada anak-anaknya dalam sehari. Seorang ibu juga selalu menjadi tempat tujuan saat anak-anak butuh ditenangkan. Sentuhan dan pelukan ibu selalu menjadi bahasa cinta yang sangat tulus bagi seorang anak.
Berbeda dengan ibu, mengungkapkan kata sayang secara terus terang bagi ayah kepada anak-anaknya adalah hal yang cukup menantang. Hal tersebut disampaikan oleh Krsytina Batcho, Ph.D., profesor di Le Moyne College, New York, AS. Ia juga menyebut bahwa ayah sering kali memiliki keterbatasan untuk menunjukkan cintanya lewat gestur kepada anak-anak.
Akan tetapi, bukan berarti ayah tidak mencintai anak-anaknya. Krystina mengatakan bahwa ayah memiliki bahasa cinta yang berbeda dengan ibu. Bentuk cinta seorang ayah terwakili dengan kualitas interaksi antara dirinya dengan anaknya. Kualitas interaksi seorang ayah terkait dengan tingkat kerja sama, ketegasan, tanggung jawab, dan pengendalian diri.
Nah, bentuk cinta ayah berupa interaksi yang berkualitas ini pada gilirannya membawa dampak baik bagi perkembangan keterampilan sosial anak-anak. Ayah punya peran khusus dalam kehidupan anaknya. Hubungan anak-anak dan ayah menurut Krystina adalah sesuatu yang lebih kompleks. Ayah mendorong anak-anaknya untuk berani mengambil risiko dalam setiap permainan yang ditawarkan, sembari memberikan proteksi. Bisa kita lihat, ayah lebih sering mengajak anak-anak melakukan permainan fisik, bahkan yang kadang-kadang menurut ibu terlampau ekstrem dan membuat khawatir.
Bila ibu adalah tempat anak-anak mencari semua kenyamanan, cinta ayah diberikan dengan cara menawarkan tempat yang aman di mana anak-anak bisa menjelajah dan mengambil risiko.
Interaksi yang berkualitas adalah bahasa cinta ayah yang tidak terucapkan, nampun sangat terasa hangat secara emosional.
LELA LATIFA