5 Alasan Hand Sanitizer Tidak Lebih Efektif dari Sabun
Begitu Presiden mengumumkan adanya pasien positif corona di Indonesia, hand sanitizer menjadi salah satu produk yang diserbu dan harganya naik berlipat ganda. Hanya dalam hitungan hari, ia menjadi langka. Bila pun ada penjual yang mengeluarkan hand sanitizer, dalam waktu singkat juga sudah habis. Banyak orang membeli hand sanitizer dalam jumlah banyak.
Hand sanitizer memang punya kelebihan yakni bisa dibawa ke mana-mana. "Pembersih tangan bisa lebih portabel dan dapat diakses ketika orang sedang bepergian, yang dapat meningkatkan jumlah mereka dalam mendesinfeksi tangan mereka. Ini dapat membantu mengurangi kemungkinan penularan virus,” ujar Neha Nanda, M.D., direktur medis infeksi, pencegahan, dan penatalayanan antimikroba Keck Medicine, University of Southern California, AS.
Sayangnya, menjadi miris ketika belakangan di mana angka pasien positif corona meningkat, fasilitas layanan kesehatan justru mengeluhkan kekurangan logistik di rumah sakit, salah satunya adalah hand sanitizer dengan standar rumah sakit. Ini lantaran perilaku panic buying dari orang-orang yang kurang bijak. Padahal ini sangat penting bagi para pengunjung rumah sakit.
Sebenarnya Anda tak perlu terjebak panic buying dengan ikut-ikutan memborong hand sanitizer. Bila masih punya stok sabun, artinya Anda aman. Sebab, berdasarkan studi yang dilakukan oleh American Society for Microbiology, mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun akan lebih efektif daripada setetes gel hand sanitizer.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) memaparkan mengapa hand sanitizer tidak lebih efektif dari sabun seperti berikut:
1. Tidak Menghilangkan Semua Jenis Kuman
Hand sanitizer berbahan dasar alkohol memang dapat dengan cepat mengurangi jumlah mikroba di tangan dalam beberapa situasi, tetapi tidak menghilangkan semua jenis kuman. Sabun dan air lebih efektif daripada pembersih tangan untuk menghilangkan beberapa jenis kuman, seperti cryptosporidium, norovirus, dan clostridium difficile yang menyebabkan masalah saluran pencernaan.
2. Tidak untuk Tangan Sangat Kotor atau Berminyak
Hand sanitizer sebetulnya bekerja baik dalam fungsi klinis seperti rumah sakit, di mana tangan bersentuhan dengan kuman tetapi umumnya tidak sangat kotor atau berminyak. Akan tetapi, ia tidak efektif digunakan saat tangan terlalu kotor atau berminyak seperti ketika selesai makan, berolahraga, atau berkebun.
3. Tidak Menghilangkan Bahan Kimia Berbahaya
Hand sanitizer tidak menghilangkan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat dari tangan.
4. Dapat Mengiritasi Kulit dan Meningkatkan Risiko Infeksi
Hand sanitizer pada beberapa orang dapat menyebabkan iritasi dan sensitivitas kulit. Terlalu banyak menggunakannya dapat membuat kulit kering dan kehilangan kandungan minyak alaminya. Kondisi kulit yang rusak dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi.
5. Meninggalkan Residu
Hand sanitizer meninggalkan residu licin yang tidak nyaman bagi beberapa orang. Di samping itu, residu kuman mati juga masih bisa menempel di tangan. Sementara, dengan mencuci tangan dengan sabun, maka residu kuman yang mati akan terbawa air.
Sebaiknya, Anda hanya menggunakan hand sanitizer bila dalam kondisi tidak bisa menemukan sabun dan air. CDC merekomendasikan penggunaan hand sanitizer berbahan dasar alkohol minimal 60%. Gunakan dengan cara yang benar, yakni keluarkan ke telapak tangan, lalu gosokkan ke seluruh permukaan tangan, termasuk sela-sela jari, area ujung kuku, punggung tangan, dan pergelangan tangan selama 20 detik. Tunggu hingga kering sebelum menyentuh apa pun.
Baca juga:
Waktu Tepat Menggunakan Sabun dan Hand Sanitizer
Ajak Balita Gemar Cuci Tangan
Agar Anak Terbiasa Cuci Tangan
Kenali 3 Cara Cuci Tangan
Alasan Anak Perlu Sering Cuci Tangan
(LELA LATIFA)
FOTO: PIXABAY
Topic
#corona #coronavirus #covid19 #viruscorona