4 Resolusi Keuangan yang Akan Menyelamatkan Keluarga Anda
Keuangan keluarga barangkali menjadi salah satu fokus Anda dalam membuat resolusi. Biaya sekolah dan les anak, tarif imunisasi rutin, biaya transportasi, uang skincare serta uang belanja bulanan bak PR tiap bulan yang memaksa Mama dan Papa mengencangkan ikat pinggang. Belum lagi bagi Mama dan Papa yang merupakan sandwich generation.
Mengutip dari Psychology Today, 45% orang Amerika membuat resolusi tahun baru. Namun, hanya ada 8% yang benar-benar bisa mencapainya. Sedangkan 24% orang sudah membatalkan resolusinya di minggu pertama sebab tidak berhasil melewatinya. Jangan sampai hal tersebut juga berlaku di resolusi keuangan Mama-Papa, ya.
Berikut ini adalah beberapa resolusi keuangan yang sulit untuk diwujudkan dan bagaimana cara ‘berputar arah’ untuk memenuhinya:
1. Menabung
Banyak orang menuliskan ‘akan menabung lebih banyak’ sebagai poin resolusi keuangannya. Ini memang merupakan hal positif. Akan tetapi, hal tersebut juga punya kelemahan.
Sebab, hanya menyebut menabung lebih banyak saja bisa dinilai sebagai tujuan yang abstrak karena tidak memiliki tujuan yang lebih jelas seperti berapa jumlah yang akan ditabung atau kapan harus menabung. Jika Anda tidak punya perencanaan pasti tentang jumlah yang harus ditabung, Anda akan tergoda untuk menyimpan hanya yang tersisa, yang mungkin tidak cukup jika Anda tidak teliti tentang pengeluaran Anda sepanjang bulan.
Ini akan membuat Anda sangat mudah menyerah pada resolusi Anda ketika merasa bahwa tidak ada sedikit pun sisa uang yang bisa ditabung. Pada akhirnya, Anda tidak akan mendapatkan apa pun.
Cara mengatasinya:
Pastikan berapa banyak Anda dapat menabung secara realistis dari bulan ke bulan. "Simpan sejumlah uang tertentu setiap bulan sebelum membelanjakan untuk pengeluaran apa pun," saran Jimmy Lee, CEO The Wealth Consulting Group di Las Vegas, Nevada. Anda juga bisa mengeset reminder di kalender ponsel Anda untuk mengingatkan waktu menabung. Atau, bisa juga menggunakan fitur debet otomatis dari bank Anda. Hal ini akan membuat Anda lebih konsisten dan lebih fokus menjalankannya.
Baca juga: Mengajarkan Anak Menabung untuk Membeli yang Diinginkan
2. Menyusun Anggaran Rekreasional
Untuk memperbaiki kondisi keuangan, sering kali anggaran rekreasional jadi korbannya. Alasannya sederhana: dia tak wajib ada! Oleh karenanya, menghapus anggaran rekreasional dianggap menjadi pilihan yang paling mungkin.
Padahal, hal itu tidak mudah, lho. Bisa-bisa rencana Anda menghapus semua anggaran rekreasional malah menjadi bumerang.
Anggap saja Anda sengaja menghilangkan jadwal makan malam lantaran sedang ingin diet untuk menurunkan berat badan. Ini bisa jadi bumerang sebab bila Anda tak kuat hati, Anda malah akan makan berlebih di jadwal makan berikutnya untuk memuaskan rasa lapar Anda. Hal yang sama terjadi pada perencanaan keuangan Anda. Sangat ketat untuk menghindari pengeluaran rekreasional dapat memicu belanja besar-besaran ketika Anda juga tak ‘kuat iman’.
Justin Cupler, asisten editor di situs keuangan pribadi The Penny Hoarder mengatakan bahwa seberapa kerasnya Anda ingin meniadakan pengeluaran tersebut, nyatanya banyak orang yang tidak mampu sepenuhnya memotong biaya rekreasional
Cara mengatasinya:
Prioritaskan memenuhi anggaran Anda dan sisihkan dana rekreasional di mana Anda bebas untuk membelanjakannya, misalnya saja untuk spa, makan di luar rumah sekeluarga, berlibur, atau menonton bersama suami. Justin juga menyarankan agar Anda secara sengaja membuat anggaran rekreasional ini di awal agar tidak melebihi anggaran.
Amati 4 Tip Atur Anggaran Self-love juga agar tak sampai over budget.
3. Miliki Dana Darurat
Di luar sana memang banyak saran untuk mulai membuat tabungan pensiun demi hari tua kelak. Akan tetapi, Zach Conway, pakar keuangan pendiri Conway Wealth Group di New York dan New Jersey, AS mengatakan bahwa banyak orang gagal mengatasi situasi kritis dari keuangan mereka sehingga ketika tetap memaksakan untuk menyelamatkan dana pensiun, mereka harus kesulitan dan mulai menambah utang yang berbunga.
Cara mengatasinya:
Conway menyarankan agar Anda memprioritaskan untuk membuat dana darurat dulu. Sebab, anggaran ini sangat bermanfaat ketika tiba-tiba atap rumah bocor, mobil mengalami masalah, atau kejadian lainnya yang tidak diinginkan. Selanjutnya, Anda bisa menentukan berapa banyak jumlah yang mampu Anda kontribusikan ke dana pensiun.
4. Lakukan Check and Balancing Bersama
Walaupun Anda sudah mampu merumuskan sendiri anggaran Anda—setelah belajar dari internet dan lain sebagainya, akan sulit untuk mengontrolnya sendiri. Anda juga butuh sistem check and balancing dalam menjalankan resolusi keuangan Anda agar lebih objektif.
Dengan sistem check and balancing, Anda bisa dengan segera membuat keputusan tentang hal yang harus Anda lakukan bila Anda baru saja melanggar rencana anggaran Anda sendiri. Sayangnya, tarif profesional konsultan keuangan pribadi cukup tinggi.
Cara mengatasinya:
Libatkan pasangan dalam mewujudkan resolusi keuangan Anda sebagai pihak yang akan melakukan sistem check and balancing. Ia akan memeriksa apakah Anda sudah berada di jalan yang tepat dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan bila Anda telah melanggar.
Semoga berhasil, Ma, Pa! Lakukan dengan kompak, penuh kejujuran, serta komitmen, ya. Di samping itu hindari 7 Kelemahan Suami-Istri dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga
Baca juga:
3 Prinsip Penting Mengelola Keuangan Keluarga
5 Prioritas Penting yang Harus Ada di Perencanaan Keuangan Papa
8 Indikasi Masalah Keuangan dalam Pernikahan
Rancang Anggaran Liburan Keluarga
Hamil Pertama atau ke Dua, Perhatikan 10 Anggaran Ini
LTF
FOTO: FREEPIK
Topic
#keluarga #keuangan