1 dari 8 Pasien Covid-19 Terkena Long Covid
Foto: Dok. Freepik
Baru-baru ini, dilansir dari laman WebMD (5/8), Profesor Christopher Brightling bersama Rachael Evans, PhD. keduanya dari Institute for Lung Health, Universitas Leicester, Inggris, memaparkan temuan terbaru penelitian mereka. Hasil penelitian mereka menunjukkan 21,4% penyintas COVID-19 di Belanda mengalami gejala long COVID setelah 3 hingga 5 bulan dinyatakan sembuh.
Tidak berhenti di situ, Christopher dan Rachael membandingkannya dengan orang-orang yang mengalami gejala serupa namun belum pernah terinfeksi COVID sebelumnya. Setelah dikalkulasikan, hasilnya adalah 12,7% penyintas COVID akan mengalami long COVID.
Penelitian ini berujung pada kesimpulan bahwa kondisi pasca-COVID merupakan hal yang mendesak untuk dipelajari mengingat risiko yang cukup besar terhadap korban COVID maupun long COVID yang terus meningkat.
Gejala-Gejala Long COVID
Harapan para peneliti agar semua pihak menyoroti kembali isu long COVID, disebabkan gejala yang tidak ringan diderita para mantan penderita COVID setelah beberapa bulan dinyatakan sembuh. Gejala ini bukan hanya tuduhan tanpa berdasarkan bukti. Dari hasil penelitian Aranka V. Ballering, MSc., peneliti lain long COVID dari Departemen Psikiatri, Universitas Groningen, Belanda, diterbitkan di jurnal ilmial The Lancet, gejala long COVID ini konsisten terjadi pada penyintas COVID.
Gejala long COVID sendiri meliputi:
- Sakit dada
- Kesulitan bernapas
- Nyeri saat bernapas
- Nyeri otot
- Hilang rasa maupun penciuman
- Kesemutan di tangan maupun kaki
- Benjolan di tenggorokan
- Merasa demam dan kedinginan bergantian
- Merasa berat dan lemah menggerakkan anggota badan
- Sering kelelahan
Ditambahkan Aranka, dari penelitiannya juga ditemukan bahwa penyintas COVID wanita lebih berisiko long COVID dibanding penyintas pria.
Bagaimana dengan Penyintas yang Sudah Divaksin?
Menurut Aranka, sejauh hasil penelitian terbarunya, vaksinasi COVID efektif melawan gejala membandel yang terus dirasakan penyintas COVID. Selain itu, hanya 5% pria dan 2,5% wanita yang sudah divaksin dan terinfeksi COVID harus dirawat inap. Dari temuan Aranka ini, vaksinasi COVID masih memiliki dampak lebih baik pada kemampuan tubuh untuk mengatasi gejala-gejala berat COVID. (LAI)