Kapan Perlu Bed Rest Saat Hamil?
Bed rest artinya beristirahat. Jadi, seorang calon mama memang diharapkan tidak banyak bergerak pada saat hamil.
Apakah harus selalu berbaring? Tergantung diagnosis dokter terhadap kondisi dan penyakit yang dihadapi calon mama. Tak ada ‘takaran’ khusus.
Yang pasti, tujuan bed rest adalah Mama beristirahat agar penggunaan energi tubuhnya lebih efisien untuk memperbaiki kondisi atau menjadikan kondisi kehamilan yang mengalami gangguan tidak menjadi lebih buruk, sekaligus mempertahankan kehamilan lebih lama.
Calon mama diminta bed rest jika dokter mendeteksi adanya ketidaknormalan pada kehamilannya, yakni:
- Ancaman keguguran, antara lain ditandai adanya vlek atau perdarahan, kontraksi terus menerus, dan usia kehamilan di bawah 20 minggu.
- Ancaman lahir prematur, juga ditandai vlek atau perdarahan dan kontraksi terus menerus dengan usia kehamilan di atas 20 minggu.
- Perdarahan di dalam rahim.
- Ketuban pecah sebelum waktunya.
- Kehamilan bayi kembar, yang diikuti ketidaknormalan kehamilan.
- Menderita penyakit yang menyertai hamil, seperti:
• Preeklampsia, yaitu tekanan darah tinggi yang muncul hanya pada saat kehamilan. Batasan preeklampsia adalah tekanan darah naik menjadi 130/90 atau lebih, padahal sebelumnya normal. Kenaikan tekanan darah ini disertai tanda lain, yaitu protein di urin jadi positif dan muka atau tangan membengkak.
• Hipertensi. Berpotensi mengakibatkan preeklampsia super impose, yaitu preeklampsia yang terjadi pada wanita dengan riwayat hipertensi.
• Penyakit-penyakit infeksi, seperti demam.
• Kehamilan dengan plasenta praevia atau letak plasenta yang menutupi jalan lahir.
Untuk menentukan berat atau tidaknya kondisi pasien, sekaligus bed rest yang pas, dokter tidak hanya melihat gejala. Ia juga melakukan pemeriksaan anamnesis (riwayat pasien dan penyakitnya serta riwayat keluarga dan penyakitnya), fisik, USG, darah, urin, dll.