Kunci Pasangan Bahagia
‘Perbedaan yang tidak dapat disatukan’, mungkin menjadi alasan yang sering muncul dalam pengajuan perceraian. Walau pada awalnya perbedaan itu menarik, dan pada sedikit kasus memang membuat sebuah hubungan bertahan, pada sebagian besar pasangan yang langgeng dan harmonis, kuncinya justru pada adanya kesamaan nilai-nilai dan cara pandang dalam hidup. Demikian menurut Susan K. Whitbourne, PhD, profesor psikologi di University of Massachusetts Amherst, AS.
Komunikasi menjadi faktor utama yang menentukan dalam sebuah hubungan. Lebih spesifik lagi menurut penelitian dari Texas Tech University adalah penggunaan fungsi bahasa. Berdasarkan pengamatan terhadap obrolan dalam speed-dating event, peserta yang menemukan pasangan cenderung menggunakan fungsi bahasa dan pola komunikasi yang mirip, misalnya: sama-sama punya pola komunikasi yang persuasif, sama-sama suka mengajukan pertanyaan, sama-sama bisa mengekspresikan suka dan tidak suka, dsb. Kalau Anda dan suami punya kemiripan pola komunikasi, maka kemungkinan besar pernikahan Anda bisa langgeng dan bahagia.
Selain komunikasi, sifat Anda berdua juga berpengaruh. Sebuah penelitian terhadap 168 pasangan menemukan bahwa sifat pengertian, hangat, dan kooperatif sangat terkait dengan pernikahan awet bahagia. Demikian termuat dalam Personality and Social Psychology Bulletin. Yang penting juga, apakah Anda menganggap suami sebagai sahabat? Setelah hang-out bersama geng Anda, ketika mengalami hari yang menyenangkan atau ketika ada kejadian buruk di kantor, apakah Mama ingin buru-buru bercerita kepada suami? Sebuah studi terkini yang dilakukan oleh National Bureau of Economic Research menemukan bahwa salah satu cara terbaik meningkatkan kebahagiaan perkawinan adalah ketika kita menganggap pasangan kita sebagai sahabat.