Ingin Makan yang Manis-manis atau Junk Food, Hati-hati Emotional Hunger!
Apa sih, yang disebut dengan emotional hunger? Emotional hunger sering juga disebut lapar palsu yakni ketika seseorang merasa lapar dan kalap harus banyak makan untuk menghilangkan emosi negatifnya. Lapar emosional ini berbeda dengan lapar fisik yang kebutuhannya memang berasal dari perut yang harus diisi.
Lapar emosional ini juga berbeda dengan lapar mata atau yang lebih sering disebut sebagai makan impulsif. Orang-orang yang impulsif, biasanya akan mengambil banyak makanan karena melihat tampilan yang menyenangkan, lucu, aromanya, atau karena melihat orang lain memakannya. Akan tetapi, orang yang makan impulsif sering kali akhirnya tak mampu menghabiskan makanannya.
Lapar emosional atau emotional hunger berbeda. Rasa lapar emosional sering kali sangat kuat sehingga mudah untuk salah memprediksinya sebagai kelaparan fisik. Bahkan, sering tak disadari bahwa emotional hunger akhirnya menjerumuskan kepada makan berlebihan yang berdampak pada naiknya berat badan.
Melansir dari HelpGuide, apa saja perbedaan lapar emosional dengan lapar fisik?
Lapar emosional ini juga berbeda dengan lapar mata atau yang lebih sering disebut sebagai makan impulsif. Orang-orang yang impulsif, biasanya akan mengambil banyak makanan karena melihat tampilan yang menyenangkan, lucu, aromanya, atau karena melihat orang lain memakannya. Akan tetapi, orang yang makan impulsif sering kali akhirnya tak mampu menghabiskan makanannya.
Lapar emosional atau emotional hunger berbeda. Rasa lapar emosional sering kali sangat kuat sehingga mudah untuk salah memprediksinya sebagai kelaparan fisik. Bahkan, sering tak disadari bahwa emotional hunger akhirnya menjerumuskan kepada makan berlebihan yang berdampak pada naiknya berat badan.
Melansir dari HelpGuide, apa saja perbedaan lapar emosional dengan lapar fisik?
The Comfort Food
Donat, cake, es krim, martabak, kentang goreng, pizza, burger, ayam goreng, atau junk food lainnya adalah beberapa jenis makanan yang sering dilahap saat seseorang mengalami emotional hunger. Steven Stosny, Ph.D., psikolog di Washington DC, AS, mengatakan bahwa ada alasan mengapa lapar emosional punya comfort food tertentu. Menurutnya, ada motivasi bawah sadar untuk makan makanan yang lebih bermuatan emosional dengan kandungan sensorik tinggi. “Itulah mengapa mengganti cokelat dengan brokoli selalu gagal,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa ada korelasi antara perasaan negatif dengan makanan yang berkalori tinggi. Sebab, emosi negatif menyebabkan rasa sakit dan menghabiskan energi. Makanan yang tinggi kalori seperti yang manis atau junk food menurut Steven dapat dengan cepat memulihkan energi tersebut.
Ia menyebut bahwa ada korelasi antara perasaan negatif dengan makanan yang berkalori tinggi. Sebab, emosi negatif menyebabkan rasa sakit dan menghabiskan energi. Makanan yang tinggi kalori seperti yang manis atau junk food menurut Steven dapat dengan cepat memulihkan energi tersebut.
Baca juga:
Hindari Junk Food Untuk Sarapan
Perempuan Lebih Rentan Alami Emotional Eating
7 Kesalahan Berbahaya dalam Mengelola Makanan
Apakah Anda Sudah Menyimpan Makanan di Kulkas dengan Aman?
Penyebab Rasa Lapar Terus Menerus
LELA LATIFA
FOTO: FREEPIK
