Banyak ahli yang bilang nonton TV kurang baik buat anak karena membuatnya malas bergerak dan hanya terpaku di depan TV. Kurangnya aktivitas fisik itu akan membuat anak berisiko menderita obesitas saat besar nanti.

Yang lain mengatakan program-program tayangan televisi yang memuat kekerasan bisa ditiru anak sehingga ia berperilaku agresif. American Association of Pediatrics bahkan menyarankan anak di bawah usia 2 tahun tidak perlu menonton televisi sama sekali, dan anak di atas 2 tahun dibatasi waktu menontonnya hanya 1 jam per hari.

Membaca saran-saran ahli tersebut membuat kita para mama jadi suka merasa bersalah ya kalau membiarkan anak menonton TV? Padahal, sesekali nggak papa kok, Ma…bahkan menonton televisi bisa juga bermanfaat bagi anak. Asalkan Mama:
- Memilih program tayangan yang tepat
Sekarang sudah banyak kanal-kanal tayangan khusus untuk anak. Meski begitu bukan berarti Anda boleh menjadikan film anak sebagai babysitter anak. Bagaimana pun orangtua harus terlibat dalam memilih tayangan yang tepat sesuai usia dan perkembangan anak.
 
- Menonton bersama anak
Meski itu program tayangan khusus anak, cobalah untuk menonton bersama anak dan bicarakan dengannya apa yang ditonton. Saat menonton acara memasak misalnya, Anda bisa bicara soal jenis sayuran dan bahan-bahan masakannya, saat menonton film Anda bisa membicarakan soal karakter dan sifat tokoh-tokohnya sambil mengajari empati pada anak. saat menonton tayangan ilmu pengetahuan, bukan hanya anak tapi bisa jadi Anda justru belajar dari tayangan tersebut. Intinya menonton televisi dapat menjadi acara edukasi bagi anak dan juga  Anda.
 
- Melanjutkan dengan praktek langsung
Anak menyukai tayangan Mr. Maker? Coba buat bersamanya aneka prakarya yang ‘diajarkan’ oleh Mr. Maker. Atau coba resep-resep sederhana yang Anda dan ia tonton lewat acara I Can Cook. Boleh juga joget berdua diiringi lagu-lagu anak yang ditayangkan di BabyTV. Banyak kok, acara televisi yang bisa menjadi ide aktivitas bersama anak.