Cara Hindari Mengancam Anak
Menurut Michael P. Nichols dalam bukunya Stop Arguing with Your Kids!, bila Anda terlalu sering mengeluarkan ancaman kosong, anak akan belajar bahwa ia bisa saja terus membangkang, karena mama toh tidak akan benar-benar melakukan apa yang ia katakan.
Agar Anda sendiri tidak lalu menyesal saat memandangi wajahnya yang tak berdosa dan merasa telah menjadi ibu yang ‘kejam’, coba pertimbangkan tip berikut, Ma!
- Hitung dulu sampai 10 sebelum Anda melontarkan kemarahan dalam bentuk verbal. Bila pada hitungan ke-10 kemarahan Anda belum mereda, ulangi lagi dari hitungan pertama.
- Beri tenggat waktu. Sepuluh menit lagi kita pulang sayang... Gunakan kalimat pernyataan, bukan kalimat pertanyaan seperti ini, “Bagaimana kalau sepuluh menit lagi kita pulang?”
- Tunjukkan empati Anda. “Sepertinya kamu asyik sekali deh, main perosotannya. Tapi kita harus pulang.”
- Ingatkan dia akan ‘tugas’ atau hal lain yang harus ia lakukan. “Bukankah kamu harus memberi makan Hammie, hamstermu? Kasihan lho, pasti dia sudah kelaparan.” Ucapkan dengan kalimat lembut namun tegas ya, Ma. Niscaya ia akan bisa merasakan keseriusan Anda tanpa merasa dipaksa. Yang jelas, jangan lagi memberinya ancaman kosong. (Foto: dok. Feminagroup.)