Bila Asisten Rumah Tangga Bikin Masalah
Bersyukur sekali punya asisten rumah tangga (ART) atau pengasuh anak yang membantu urusan rumah tangga. Apalagi, untuk saat ini, menemukan ART yang tepat, bisa mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, tepercaya, pokoknya sesuai kriteria kita, tidak selalu mudah. ART yang memiliki keterampilan baik, tentu akan kita pertahankan. Di sisi lain, terkadang kita terpaksa mempertahankan ART karena kita sangat memerlukan bantuannya, padahal perilaku dan keterampilannya kurang sesuai.
Sesekali ART membuat masalah, mungkin bisa ditoleransi, selama ada aturan dan kesepakatan bersama, dan Anda perlu mengingatkannya soal itu. Tapi, bukan berarti Anda tidak boleh mengambil sikap jika dia selalu membuat masalah.
Berikut ini beberapa contoh masalah yang menjadi curhatan beberapa Mama dan bagaimana cara Anda bersikap.
- Anda minta tolong, eh dia lagi bad mood dan menjawab Anda dengan ketus. Kalau ini terjadi lebih dari sekali, saatnya bertindak. Minta dia menenangkan diri dulu, tapi setelah itu katakan Anda perlu berbicara dengannya. Yang penting, Anda juga harus tenang, ya, jangan langsung tersulut.
Saat berbicara dengannya, tanyakan apakah ada yang membebani pikirannya? Apakah kelelahan, sedang menstruasi, atau sakit? Katakan Anda memahami masalahnya, jika dia berterus-terang, tapi tidak berharap hal ini terulang karena Anda dan dia harus saling menghargai.
- Tidak mengerjakan tugas sesuai instruksi Anda. Sudah diingatkan, dia ngeyel. Hargai dulu cara yang dilakukannya jika memang tidak berbahaya. Tanyakan kenapa dia memilih cara itu, lalu jelaskan lagi cara yang sebenarnya Anda inginkan, alasannya, dan hasil akhir yang Anda harapkan. Tekankan sekali lagi, Anda hanya mau cara yang Anda pilih yang harus dilakukannya. Ingatkan lagi jika dia kembali melenceng. Berikan instruksi secaja jelas, lugas, tak perlu marah-marah. Jika perlu, tulis langkah-langkahnya atau minta dia menuliskannya sendiri agar lebih ingat dan mengenali tanggung jawabnya.
- Duh, Whatsapp-an melulu dan ngobrol berlama-lama di handphone-nya! Sampai dia melupakan tugas-tugasnya, Ma? Harus ditegur. Tanya dulu mengenai pekerjaannya yang tidak selesai dengan baik. Jika dia menjawab sudah mengerjakannya, katakan Anda melihat bagaimana dia bekerja dan tidak fokus karena sambil chatting di Whatsapp, SMS, dan telepon. Minta dia fokus menyelesaikan pekerjaan lebih dulu, baru bertelepon. Buat aturan, selama jam kerja dia tidak boleh ‘main telepon’ dan Anda akan menegur lagi jika dia melanggar. Di luar itu, beri dia kebebasan untuk menggunakan gadget-nya.
- Pacarnya suka datang! Pastikan Anda mengenal dengan baik wajah, nama, dan tempat tinggal pria itu, dan berikan kesan bahwa Anda tahu benar siapa dia (waspada boleh, dong, Ma). Tanyakan kepada ART sejauh mana hubungan mereka dan bahwa dia harus bisa menjaga diri. Kalau sampai hamil, misalnya, dia yang akan menanggung sendiri semua beban itu dan bisa-bisa hidupnya tidak akan mudah lagi. Berikan batasan kapan pacarnya boleh datang, artinya tidak boleh sewaktu-waktu, apalagi jika sampai mengganggu pekerjaannya. Tentukan juga batasan area, misal hanya boleh di teras depan, tidak merokok, dan sebagainya.
- "Lho, kok, dia memakai barang saya?” Terkadang, istilah 'dianggap keluarga sendiri' diartikan lebih jauh oleh ART. Tegaskan, bagaimana pun, barang-barang pribadi Anda tidak boleh sembarangan dia coba atau pakai. Dan, jika barang Anda hilang, bukan tidak mungkin dia akan menjadi orang pertama yang dicurigai, yang tentunya dia tidak akan merasa nyaman. Ajarkan dia menabung untuk membeli barang-barang yang dia inginkan.
Baca juga:
Perhatikan Kesehatan Asisten Rumah Tangga
4 Tip Atur Rumah Tanpa Asisten Rumah Tangga
Asisten Paruh Waktu di Rumah
Foto: Shutterstock
Updated: Mei 2022
Topic
#duniamama #supportsystem