Bank Sampah untuk Indonesia Lebih Baik
Meski baru berusia 23 tahun namun Anindita Normaria Samsul (Ninin) sudah punya 100 cabang bank sampah binaan. Asing mendengar kata bank sampah? Pelakunya sama seperti bank pada umumnya, ada nasabah, teller, dan buku tabungan. Kegiatannya pun sama, menyetor dan dicatat di buku tabungan. Yang berbeda adalah benda yang disetorkan bukan uang tapi sampah. Para penabung bukannya pemulung, lho, tapi ibu rumah tangga yang menyetorkan sampah rumah tangganya sendiri.
“Bank sampah juga sekaligus mengajarkan pada masyarakat untuk memilah sampahnya, misalnya, plastik dan kertas tak boleh asal campur. Begitu pula dengan barang-barang terbuat dari besi dan tembaga,” jelas Ninin, yang dapat Anda sapa melalui akun Twitter @BS_BinaMandiri dan Facebook Bank Sampah Bina Mandiri. Harga dari barang yang disetor akan diberi harga yang berlaku bagi anggota bank sampah binaan adalah harga stabil yang sudah ditentukan sebelumnya. Para nasabah tidak akan menerima uang tunai dari barang yang sudah disetornya, namun akan dicatat di buku tabungan dan bisa diambil ketika sudah terkumpul atau benar-benar dibutuhkan. “Biasanya banyak orang yang menabung ketika mendekati lebaran atau saat kenaikan kelas,” ujar Ninin.
Lihat, bukan hanya emas dan properti saja yang bisa menjadi investasi, Bank sampah adalah inovasi dalam pengelolaan sampah untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Tidak hanya pada para mama yang berperan menjadi ibu rumah tangga, anak-anak juga sebaiknya diajarkan tentang penting memilah sampahnya, membuang pada tempatnya dan menyalurkan ke tempat yang semestinya. Sejak diresmikan tanggal 11 oktober 2010, sosialisasi program bank sampah akan terus ditingkatkan terutama di tingkat sekolah.