3 Pilihan Kontrasepsi Baru untuk Pria
Ada banyak pilihan metode kontrasepsi bagi mama. Sebaliknya, penggunaan kondom, senggama terputus, maupun tindakan vasektomi masih (dan hanya) jadi cara paling familiar bagi para papa.
Belum lagi, banyak pria yang masih menganggap penggunaan kondom kurang nyaman saat berhubungan seksual, senggama terputus terlalu riskan, serta masih berpikir ulang dan belum siap dengan vasektomi.
Alhasil, para istrilah yang memakai kontrasepsi. Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, para ahli telah menemukan dan mengembangkan metode baru kontrasepsi buat papa.
Metode-metode di bawah ini diharapkan dapat menjadi pilihan baru bagi papa untuk ikut andil merencanakan keluarga.
Baca juga: Pertanyaan Penting Seputar Kontrasepsi
Pil Kontrasepsi
Harapannya, tidak hanya bunda yang memakai pil kontrasepsi. Para peneliti dari Wolverhampton University, Inggris, mengembangkan pil kontrasepsi untuk pria.
Cara kerja pil ini, menghentikan sementara gerak sperma dalam beberapa menit, agar tidak berenang sampai ke sel telur menggunakan senyawa peptida sebagai material utama.
Menurut peneliti utama dalam proyek ini, Profesor John Howl, pil diminum beberapa waktu sebelum berhubungan seksual. Pil ini tidak meninggalkan efek samping dan ketika tidak dikonsumsi, ayah otomatis kembali subur. Para peneliti memperkirakan pil kontrasepsi ini mulai beredar pada awal 2021.
“Program KB lebih banyak difokuskan untuk wanita, maka dari itu, bila metode pil kontrasepsi ini efektif, para wanita akan sangat antusias dan senang! Pasalnya, wanita kerap menanggung efek akibat pil kontrasepsi yang tidak cocok dengan mereka, seperti masalah kesehatan dan kenaikan berat badan,” kata Professor Geeta Nargund, direktur medis di Klinik CREATE Fertility, Inggris.
Suntik Vasalgel
Basic and Clinical Andrology Journal telah menerbitkan penelitian berupa alat kontrasepsi injeksi Vasalgel yang diteliti Parsemus Foundation, perusahaan riset swadaya dari AS.
Cara kerja Vasalgel, yakni disuntikkan ke penis, lalu sperma yang semestinya keluar dari vas deferens - tempat keluarnya sperma saat ejakulasi - dapat diblokir, lalu sperma terserap ke dalam tubuh.
Menurut para ahli, suntikan ini dapat digunakan dalam waktu yang lama seperti kontrasepsi spiral yang ditanam pada rahim wanita, aman seperti halnya vasektomi hanya saja tidak permanen, serta tak memiliki efek samping.
Bila papa dan pasangan ingin segera merencanakan kehamilan namun sudah memakai suntikan ini, maka papa dapat menggunakan suntikan penetralisasi agar jalur sperma yang sebelumnya diblok, bisa terbuka kembali. Rencananya, Vasalgel akan dipasarkan sebelum tahun 2020.
Suntik Testoteron
Selain berperan dalam kesehatan dan gairah seksual pria, testoteron juga bisa menjadi alat kontrasepsi.
“Injeksi yang disuntikkan pada bokong ini dapat meminimalisir hingga menghilangkan jumlah sperma, namun masih dalam proses penelitian lebih jauh,” kata dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, androlog dari RSUP Fatmawati, Jakarta.
Hasil penelitian di Tiongkok, dari sejumlah pria yang berpartisipasi, sebagian besar dari mereka memiliki kadar sperma yang sedikit dan tidak terjadi kehamilan. Adapun efek samping dari suntik testoteron antara lain jerawat dan perubahan dorongan seksual.
Cegah Kehamilan
Dari hasil polling www.ayahbunda.co.id, 86% papa tidak menggunakan alat kontrasepsi dan untuk mencegah kehamilan, 54% papa memilih senggama terputus.
Dr. Nugroho Setiawan juga mengamini hal tersebut. Meskipun pilihan metode kontrasepsi pria terbilang lebih sedikit daripada milik wanita, kesadaran pria untuk mengikuti kontrasepsi masih minim.
Padahal, penggunaan alat kontrasepsi pada pria lebih sederhana daripada milik wanita. Kebanyakan pria masih beranggapan ini bisa memengaruhi kesuburan mereka, padahal tidak!
Basic and Clinical Andrology Journal telah menerbitkan penelitian berupa alat kontrasepsi injeksi Vasalgel yang diteliti Parsemus Foundation, perusahaan riset swadaya dari AS.
Cara kerja Vasalgel, yakni disuntikkan ke penis, lalu sperma yang semestinya keluar dari vas deferens - tempat keluarnya sperma saat ejakulasi - dapat diblokir, lalu sperma terserap ke dalam tubuh.
Menurut para ahli, suntikan ini dapat digunakan dalam waktu yang lama seperti kontrasepsi spiral yang ditanam pada rahim wanita, aman seperti halnya vasektomi hanya saja tidak permanen, serta tak memiliki efek samping.
Bila papa dan pasangan ingin segera merencanakan kehamilan namun sudah memakai suntikan ini, maka papa dapat menggunakan suntikan penetralisasi agar jalur sperma yang sebelumnya diblok, bisa terbuka kembali. Rencananya, Vasalgel akan dipasarkan sebelum tahun 2020.
Suntik Testoteron
Selain berperan dalam kesehatan dan gairah seksual pria, testoteron juga bisa menjadi alat kontrasepsi.
“Injeksi yang disuntikkan pada bokong ini dapat meminimalisir hingga menghilangkan jumlah sperma, namun masih dalam proses penelitian lebih jauh,” kata dr. Nugroho Setiawan, MS, SpAnd, androlog dari RSUP Fatmawati, Jakarta.
Hasil penelitian di Tiongkok, dari sejumlah pria yang berpartisipasi, sebagian besar dari mereka memiliki kadar sperma yang sedikit dan tidak terjadi kehamilan. Adapun efek samping dari suntik testoteron antara lain jerawat dan perubahan dorongan seksual.
Cegah Kehamilan
Dari hasil polling www.ayahbunda.co.id, 86% papa tidak menggunakan alat kontrasepsi dan untuk mencegah kehamilan, 54% papa memilih senggama terputus.
Dr. Nugroho Setiawan juga mengamini hal tersebut. Meskipun pilihan metode kontrasepsi pria terbilang lebih sedikit daripada milik wanita, kesadaran pria untuk mengikuti kontrasepsi masih minim.
Padahal, penggunaan alat kontrasepsi pada pria lebih sederhana daripada milik wanita. Kebanyakan pria masih beranggapan ini bisa memengaruhi kesuburan mereka, padahal tidak!
Baca juga: Tak Perlu Bingung Pilih Kontrasepsi
Foto 123RF