Perbedaan Anak Perempuan dan Laki-Laki
Kebanyakan Mama mengetahui bahwa perbedaan dari anak perempuan dan laki-laki hanyalah gender dan stereotip bahwa anak laki-laki lebih suka bermain dengan mobil-mobilan dan anak perempuan lebih suka bermain dengan boneka.
Tapi apakah anak laki-laki bermain dengan mobil-mobilan dan anak perempuan senang bermain dengan boneka hanyalah stereotip atau memang preferensi anak sejak lahir?
Anak laki-laki lebih senang mengekspresikan dirinya melalui gerakan dan senang dengan benda-benda bergerak, sehingga penelitian menyatakan bahwa anak laki-laki lebih cepat dua bulan untuk memahami hukum pergerakan dari anak perempuan.
Berbeda dari anak laki-laki, anak perempuan lebih senang untuk meniru orangtuanya sebagai usaha mereka untuk berkomunikasi denganmu Ma, sehingga anak perempuanmu terlihat lebih tertarik untuk terus menjaga eye contact sehingga mereka lebih mudah mengenali perubahan emosi yang terlihat di wajah Mama.
Dilihat dari keinginan anak perempuan untuk mencoba berkomunikasi dengan orang tuanya, dapat diprediksi bahwa anak perempuan akan lebih cepat bisa berbicara, menurut penelitian pada usia 16 bulan perempuan sudah dapat mengucapkan setidaknya 100 kata sedangkan laki-laki pada usia tersebut baru dapat mengucapkan 30 kata.
Tetapi jangan dikira bahwa anak laki-laki tidak suka untuk berkomunikasi, anak laki-laki lebih menyukai menatap wajah orang dalam bentuk grup dibanding individual dan meskipun telah dinyatakan bahwa anak perempuan lebih mudah mengenali perubahan emosi pada wajahmu, ketika detak jantung dan pernapasannya diukur anak laki-laki lebih mudah merasakan stress meski ketika dilihat ekspresi anak laki-laki tidak menunjukkan perubahan apapun.
Anak perempuan meski tak bergerak sebanyak anak laki-laki, namun gerakan motorik halusnya lebih cepat berkembang dibanding anak laki-laki sehingga anak perempuan lebih cepat makan dengan sendok makan maupun menulis. Anak laki-laki pada usia 3 hingga 12 bulan sulit untuk mengenali ekspresi takut sehingga sering kali mereka terkesan tidak mempedulikan ekspresi Mama yang ketakutan bila anak laki-laki mereka melakukan hal berbahaya.