Waspada Bila Balita Mendengkur
Pernahkah Anda mengamati apakah si kecil mengeluarkan suara saat tidur? Atau jangan-jangan suara tersebut mengganggu sehingga membangunkan Anda? Iya, dia mendengkur. Normalkah hal tersebut?
Sama seperti orang dewasa, balita juga bisa mendengkur. Menurut US National Sleep Foundation, 10% anak-anak mendengkur di malam hari. Balita berusia 3 tahun atau lebih biasanya lebih cenderung mendengkur selama tahapan tidur yang lebih dalam.
Dari Mana Datangnya Dengkuran?
Dengkuran adalah suara yang berasal dari getaran jaringan di belakang tenggorokan saat anak bernapas di waktu tidur. Melansir dari whattoexpect.com, ketika anak tidur, semua otot di tubuhnya, termasuk lidah dan otot di bagian belakang tenggorokan berada dalam kondisi relaks. Kondisi ini menyebabkan saluran udara menjadi sedikit lebih sempit dan menyebabkan penyumbatan udara yang melewati bagian belakang mulut.
Suara dengkuran tidak selalu sama. Suara tersebut bisa keras dan panjang atau hanya pelan seperti helaan napas yang berat. Nyaring dan panjang pendeknya dengkuran ditentukan dari berapa banyak udara yang melewati dan seberapa cepat jaringan tenggorokan bergetar.
Penyebab Mendengkur yang Normal
Mendengkur normal disebut sebagai mendengkur primer atau yang tidak berhubungan dengan masalah yang lebih serius. Mendengkur dikatakan normal bila hanya terjadi sesekali saja. Umumnya mendengkur ini terjadi karena anak terlibat dalam aktivitas fisik yang melelahkan selama sehari. Selain itu, pilek, flu, atau alergi musiman menjadi penyebab paling umum mendengkur. Saat anak sedang pilek atau flu, hidungnya tersumbat sehingga ia terpaksa bernapas melalui mulutnya. Pernapasan lewat mulut ini meningkatkan peluang ia akan mendengkur.
Di samping itu mendengkur juga bisa disebabkan oleh adenoid dan amandel yang membesar. Adenoid adalah jaringan kelenjar getah bening yang terletak di pertemuan antara hidung dan tenggorokan. Sedangkan, amandel adalah dua benjolan jaringan getah bening di bagian belakang tenggorokan. Adenoid dan amandel sebetulnya berfungsi melindungi anak-anak dari infeksi virus dan bakteri yang dihirup. Namun, dalam prosesnya, adenoid dan amandel mungkin terinfeksi dan mengalami pembengkakan sehingga menghalangi aliran udara selama tidur.
Ketika Mendengkur adalah Tanda Masalah
Mendengkur dengan frekuensi yang sering atau bisa dikatakan terjadi hampir setiap malam dengan keras dan rutin tentu bukan hal normal bagi anak-anak yang sehat. Menurut pusat riset akademik Cincinnati Children’s Hospital Medical Center di Ohio, AS, 1-3% anak-anak tidak hanya mendengkur biasa, melainkan juga mengalami masalah pernapasan saat tidur.
Mendengkur yang bermasalah ditandai dengan napas yang terengah-engah, atau napas yang tertahan. Seringkali anak tiba-tiba terbangun karena mengalami kesulitan napas atau merasa sakit saat bernapas. Kondisi ini disebut dengan obstructive sleep apnea syndrome. Hal ini dikarenakan saluran udara anak terlalu sempit atau tersumbat sehingga udara yang cukup tidak bisa lewat. Hal ini mengganggu pernapasan dan menyebabkan anak dapat berhenti bernapas beberapa detik. Saat kondisi ini terjadi, alarm di otak akan berbunyi dan memberitahu tubuh untuk mulai bernapas lagi. Situasi ini menyebabkan anak terengah-engah, mendengus, dan terbangun sebentar untuk bernapas lagi.
Penyebabnya
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan sleep apnea adalah obesitas, alergi, asma, gangguan pencernaan kronis seperti refluks gastroenterologis, atau kelainan pada struktur fisik wajah atau rahang.
Yang Perlu Dilakukan
Menunggu dan waspada adalah salah satu hal yang direkomendasikan. Hal ini dikarenakan amandel dan kelenjar gondok anak-anak saat bertambah usia dapat berubah semakin kecil. Umumnya, saat berusia 6 - 7 tahun, kebiasaan mendengkur akan berkurang karena ukuran amandel yang semakin kecil.
Namun, bila Anda mengamati bahwa balita Anda mendengkur setiap hari dan dengan suara yang keras, bahkan ia terbangun dan terengah-engah serta tampak sakit, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Terutama bila ia mendengkur saat tidak sedang pilek atau flu. Bila tidak ditangani, sleep apnea dapat memiliki konsekuensi jangka panjang pada masalah paru-paru atau jantung.
Beberapa pengobatan dapat menghentikan sleep apnea. Dokter mungkin juga melakukan operasi pengangkatan amandel yang mengganggu pernapasan saat tidur. Atau bila sleep apnea disebabkan oleh obesitas, maka dokter akan merekomendasikan diet yang tepat.
Baca juga:
Anak Mendengkur Saat Tidur
Atasi Anak Mendengkur
Bahaya Anak Sering Mendengkur
Penyebab Anak Mendengkur
Mendengkur Saat Hamil
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK