Menstimulasi Sifat Humoris Anak [Part 1]
Kenali kadar humoris anak sesuai dengan usianya. Simak juga cara menstimulasinya:
B A Y I
Menurut para ahli, tawa yang sesungguhnya baru muncul di usia sekitar 4 bulan. Sebelumnya, ia mungkin terlihat asyik sendiri, tersenyum ketika kenyang disusui, dan tak terlalu memperhatikan hal lain selain dirinya sendiri. Bayi belum dapat dikatakan humoris karena humor mengandung pemahaman kata. Padahal kita tahu bahwa bayi belum terlalu paham kata-kata. Walaupun demikian, bayi memahami sentuhan,
senyuman, dan tawa sebagai bentuk kehangatan mama. Oleh karena itu, untuk menstimulasi selera humornya, banyaklah memberikan sentuhan. Selain itu bertatapanlah dengan wajah penuh senyum. Kelak sekitar usia 7-8 bulan, ia akan lebih responsif terhadap aksi lucu mama dan papa. Yang bisa mama dan papa lakukan adalah :
> Menggelitiki bayi
> Tersenyum kepadanya
> Bermain cilukba
> Berjalan menirukan bebek: dengan menggoyangkan pinggul ke kiri dan kanan
> Menirukan suara tokoh lucu, misalnya Donal Bebek, ketika mama mengajaknya mandi
B A T I T A
Batita menyukai humor yang sifatnya slapstick, karena belum betul-betul lancar berkata-kata. Walaupun demikian, kenalkan juga jenis humor yang mengandung katakata sederhana. Mereka mulai mengenali hal-hal yang berjalan secara rutin, sehingga hal-hal yang tak biasa bisa menimbulkantawa.
> Setel lagu di gadget, lalu berjoget dengan gaya gila-gilaan, misalnya menundukkan badan lalu menengadahkan kepala berulang kali, sehingga rambut Mama terlihat ‘terbang’.
> Kadang anak canggung dan melakukan kesalahan, misalnya menumpahkan isi gelas. Daripada langsung memarahi, tertawakan kecanggungannya dengan ramah sambil membelai sayang. Boleh, lho, sambil mengatakan, “Apakah mejanya haus?” Lalu barulah ajak dia membereskan kekacauan tersebut bersama.
> Kadang anak sengaja melakukan kesalahan, misalnya mencoret-coret kakinya dengan spidol. Daripada menjerit panik karena bingung
membersihkannya katakan dulu dengan ramah, “Lho, kok kakinya jadi papan lukis?” Baru setelahnya usahakan bersihkan sambil diajak mengobrol.
> Bermain petak umpet. Pura-puralah tak menemukan dia dan mencari-cari dengan ‘bingung’ sambil terus berkata, “Di mana ya? Apakah di
bawah tempat tidur? Atau di balik kursi?”. Sebaliknya, ketika giliran Anda yang sembunyi, usahakan semudah mungkin ditemukan anak. Tunjukkan wajah lucu ketika anak berhasil menemukan Anda.
Foto : TPGNews