Mengawasi Anak Suka Menjelajah
Dengan lincahnya, Osha (1,5) berjalan ke sana kemari. Sejak tiba di
rumah tantenya satu jam yang lalu, ia tidak bisa duduk diam. Kebetulan
rumah tantenya memiliki halaman belakang yang luas dengan aneka pepohonan yang rindang, sehingga Osha semakin asyik mondar-mandir. Setelah bersembunyi di balik pohon yang satu, ia berlari ke balik pohon yang lain dan meminta pengasuhnya untuk mencari. Begitu seterusnya.
Jangan heran, kalau di usia ini, anak sulit diminta diam dan bertahan di satu tempat untuk waktu yang cukup lama. Setelah melewati proses belajar berjalan, yang dimulai dengan merangkak, berjongkok, berdiri dan berlatih keseimbangan, lalu melangkah setapak demi setapak, dan akhirnya mulai berjalan, kini ia memang tengah asyik menikmati kemampuan barunya. Jadi, berikan kebebasan padanya untuk menikmati peran barunya sebagai ‘penjelajah’ cilik, ya, Ma.
Berikan saja alas kaki yang baik untuknya. Sepatu yang ringan dan pas di kaki akan menopang tubuhnya dengan baik dan mendukung pergerakannya ke sana-sini. Sesekali bila Anda yakin tempat yang ia ‘jelajahi’ aman, seperti halaman berumput di belakang rumah nenek yang terawat dengan baik, atau di sekitar rumah Anda sendiri yang sudah tidak ada benda-benda tajam yang bisa melukai kakinya, biarkan ia mondar-mandir bertelanjang kaki. Selain memperlancar peredaran darah, berjalan tanpa alas kaki juga baik untuk memperkuat otot-otot telapak kaki dan mengasah kepekaannya dalam menjaga keseimbangan tubuh.
Meski memberinya ruang gerak dan kebebasan, bukan berarti Anda boleh mengendurkan pengawasan terhadapnya, lho! Justru pengawasan untuknya kini perlu lebih melekat agar Anda tahu pasti, ia tetap berada dalam keadaan aman. Apalagi kalau ‘daerah jelajah’nya sudah semakin luas. Tampaknya Anda sudah harus bersiap-siap kalau-kalau si penjelajah cilik Anda telah berkembang menjadi seorang petualang cilik.