Ketika Anak Diperlakukan Tidak Adil
Namanya saja anak-anak, Anda tentu tak bisa berharap mereka selalu berada dalam situasi yang serba adil dan menyenangkan. Meski
konsep fair play sudah sedemikian Anda tanamkan dalam keseharian, ada
kalanya terjadi konflik ketika mereka bermain bersama teman.
Bagaimana
cara menghadapinya? Menurut Alzena Masykouri, MPsi, psikolog dari
Bestariku, pusat edukasi anak dan keluarga, ketika anak berada dalam
situasi yang tidak fair, beri kesempatan pada anak untuk menyelesaikan
konfliknya secara mandiri.
Orang tua menjadi pengamat saja.
Selama anak bisa mengatasi permasalahannya dengan baik, tidak
membahayakan atau melukai orang lain, berarti situasinya aman.
Setelahnya, barulah Anda bisa mengajak anak berdiskusi tentang apa yang
dirasakannya ketika terjadi situasi yang tidak fair tersebut.
Reaksi
anak ketika berada pada situasi tersebut memang tak selalu sama. Ada
anak yang jika mainannya direbut akan bereaksi merebut kembali mainan
miliknya. Tapi, ada juga anak yang tak berani dan memilih bermain dengan
mainannya yang lain, atau justru menangis. Dengan menjadi pengamat yang
baik, Anda akan tahu reaksi anak ketika berada dalam konflik.
Jika
ia mampu bereaksi merebut kembali mainannya, Anda boleh bangga dan
berharap ia akan tumbuh menjadi anak yang mampu membela dirinya sendiri.
Tapi, tentu masih harus ditelaah lebih lanjut apakah proses merebut
kembali haknya ini dilakukan dengan cara yang baik atau tidak.
Pada
anak yang mampu membela diri sendiri, ketika mainannya direbut, secara
verbal ia bisa mengatakan, “Ini punya saya!” Dalam proses inilah Anda
bisa mengajarkan pada anak bahwa ia harus berbicara dengan nada sopan
namun tegas ketika menolak barang miliknya diambil orang lain. Jadi,
bukan sekadar merebut kembali yang berpotensi menciptakan konflik lebih
panjang.
Lalu, bagaimana jika anak adalah tipe ‘pendiam’ ketika
barang miliknya direbut orang lain? Bisa jadi ia memang belum
mengembangkan rasa memiliki terhadap barang miliknya. Tapi, mungkin saja
ia tipe pemalu dan terlalu takut untuk mengekspresikan
ketidaksetujuannya.
Bantu anak belajar mengungkapkan
keinginannya dan menunjukkan bahwa barang tersebut miliknya. Katakan,
“Ini mainan Rama! Kalau ada teman yang mau meminjam, kamu boleh
meminjamkannya. Tapi kalau teman kamu meminjam dengan cara tidak baik,
atau merebutnya secara paksa, kamu boleh menolaknya, karena ini mainan
kamu.”