Jangan Sampai Stunting, Penuhi Nutrisi Ini untuk Anak
Kenaikan berat badan dan tinggi badan anak di masa awal kehidupannya perlu selalu menjadi perhatian orang tua. Bagaimana tidak, dalam lima tahun pertamanya, seorang anak mencapai 60% dari tingginya saat dewasa kelak. Sehingga, di dalam usia tersebut, pemenuhan nutrisi untuk mendukung pertumbuhan anak agar optimal.
Direktur Medis Abbott Nutrition Business untuk Asia Pasifik, Dr. Jose Dimaano Jr., dalam peluncuran inovasi PediaSure secara virtual pada 14/10/2021 menggarisbawahi bahwa masih banyak anak yang harus menghadapi masalah kekurangan nutrisi. Ia menyebut bahwa di Indonesia sendiri, 1 dari 4 anak balita mengalami stunting akibat kekurangan nutrisi.
Stunted dan Stunting, Apa Bedanya?
Dr. dr. Lanny C. Gultom, Sp.A(K), Dokter Anak Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolis RSUP Fatmawati yang juga hadir dalam acara tersebut menerangkan bahwa ada dua kondisi ketika tinggi badan seorang anak dinyatakan kurang, yakni stunted dan stunting. Mama-Papa mungkin sudah lebih familiar dengan istilah stunting, ya. Apa bedanya?
Dr. Lanny menjelaskan bahwa stunted adalah kondisi tinggi badan anak sesuai usia di bawah -2SD dari growth chart WHO. Sementara, stunting sendiri adalah anak yang stunted dan disebabkan oleh kurangnya nutrisi serta sering mengalami infeksi dalam seribu hari pertama kehidupannya.
Dampak Stunting
Dijelaskan oleh Dr. Lanny bahwa stunting memiliki banyak dampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang, mulai dari masalah kesehatan, perkembangan kognitif serta kemampuan belajarnya, serta produktivitas.
“Kita bisa lihat bahwa perkembangan otak anak, ini sinapsnya, di usia 2 tahun itu mencapai 75% otak dewasa. Dan, di usia lima tahun, perkembangan otaknya mencapai 90% otak dewasa,” ujarnya. Menurutnya, perkembangan otak ini bisa ikut terganggu ketika seorang anak mengalami stunting.
Dr. Lanny juga menceritakan hasil penelitian yang dilakukan di Cebu, Filipina menunjukkan bahwa anak yang mengalami stunting memiliki IQ lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tidak mengalaminya. “Stunting bisa diobati, tapi kalau tdk stunting IQnya pasti lebih tinggi,” imbuhnya.
Waspada Berat Anak Tidak Naik
“Anak itu tidak ujug-ujug stunting,” ujar Dr. Lanny. “Tapi dimulai dengan gagal tumbuh terlebih dahulu,” sambungnya. Ia menjelaskan bahwa stunting didahului dengan gagal tumbuh dan juga berat badan tidak naik.
Baca juga: Apakah Orang Tua Mewariskan Berat Badan ke Anak?
Oleh sebab itu, Dr. Lanny berpandangan bahwa intervensi pada rentang usia dini harus segera dilakukan untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat. Ia menyebut bahwa pengukuran berat badan sesuai usia, tinggi badan sesuai usia, berat badan sesuai tinggi badan, lingkar kepala, serta indeks masa tubuh anak yang rutin sangat dibutuhkan untuk menentukan tren pertumbuhan dan mendeteksi kemungkinan terjadinya stunted atau stunting.
“Jadi, kalau berat anak tidak naik beberapa bulan, segera konsultasikan ke dokter,” tandas Dr. Lanny. Ia menceritakan, “Orang tua sekarang sudah semakin pintar. Kalau anaknya tidak naik berat badan, langsung dicek.” Sayangnya, tak jarang juga orang tua yang baru melakukannya saat sudah terlambat.
Ketahui lebih lengkap mengenai apa saja Yang Perlu Dicermati dari Tumbuh Kembang Anak
dalam seribu hari pertamanya.
Penuhi Nutrisinya
Dr. Lanny menjelaskan bahwa deteksi dini berupa pengukuran rutin harus diimbangi dengan pemenuhan nutrisi. Menurutnya, pemberian nutrisi yang tidak adekuat adalah penyebab umum seorang anak mengalami gagal tumbuh, berat badan tidak naik, hingga stunting. “Penting bagi orang tua untuk sadar akan status pertumbuhan dan nutrisi anak mereka,” ujarnya.
Baca juga: Anak Suka Makan Mi, Ini Cara Penuhi Nutrisinya
Dr. Lanny menggarisbawahi bahwa selain makronutrien, kebutuhan mikronutrien anak juga harus terpenuhi. “Zinc, nitrogen, asam amino esensial, lysine, theonine, potasium, sodium, fosfor, sulfur, magnesium, itu harus ada,” ujarnya. Ia juga menyebutkan bahwa sembilan asam amino esensial juga dapat membantu mencegah stunting. “Kuantitas cukup, tidak ada kualitas sama saja,” tegasnya.
Dijelaskan olehnya bahwa di usia pertumbuhan, seorang anak perlu mengonsumsi protein yang cukup sebab mengandung asam amino esensial lengkap yang baik untuk pertumbuhan. Kandungan tersebut bisa didapatkan dari animal source food atau makanan hewani. Ia menyebut bahwa mengonsumsi satu makanan hewani dapat 3,7% membantu melindungi anak dari stunting. Sedangkan, mengonsumsi dua makanan hewani membantu 5,7% dan makan tiga makanan hewani membantu 6,1%.
Formulasi baru PediaSure sendiri diperkaya dengan triple protein complex, tinggi kalsium dan 14 Vitamin & 9 mineral, AA dan DHA, dan mengandung Arginin dan Vitamin K2. “Arginin adalah asam amino penting yang memainkan peran dalam pertumbuhan tinggi badan. Arginin memicu multiplikasi sel pada lempeng pertumbuhan tulang untuk membantu tulang tumbuh lebih panjang,” ujar Dr. Jose.
Dr. Jose juga menyampaikan temuan riset bahwa anak-anak dengan stunting memiliki level Arginin yang lebih rendah dalam darahnya jika dibandingkan dengan anak-anak biasa, dan asupan Arginin yang rendah diasosiasikan dengan pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat. Sedangkan Vitamin K2 adalah nutrisi penting yang membantu menyalurkan dan mengikat kalsium ke tulang dan pada akhirnya memicu pertumbuhan tulang yang kuat.
“Nutrisi adalah pondasi penting bagi kualitas hidup yang baik di masa depan. Oleh sebab itu, Abbott berkomitmen untuk senantiasa berusaha mengoptimalkan pertumbuhan anak dengan menyediakan nutrisi yang berbasis ilmiah,” ujar Presiden Direktur PT Abbott Products Indonesia, Angelico Escobar.
Hal yang Tak Kalah Penting
“Ada tiga tata laksana stunting, yaitu nutrisi, tidur, dan aktivitas fisik,” ujar Dr. Lanny. Jadi selain pemenuhan nutrisi yang adekuat, pastikan anak cukup tidur dan beraktivitas fisik ya, Ma. Sebab, Dr. Lanny menjelaskan bahwa tidur yang cukup dapat merangsang hormon pertumbuhan. “Mereka bekerja seperti orkestra, harmoni, memenuhi metabolisme tubuh sehingga tercapai petumbuhan optimal,” tutupnya.
Baca juga:
Anak Selalu Pilih-pilih Makanan, Bagaimana Pertumbuhannya?
4 Kebiasaan Salah yang Memengaruhi Perkembangan Anak
Kenali Tanda Bahaya (Red Flag) Perkembangan Umum Balita Anda
10 Kebiasaan Sehat Keluarga Masa Kini
Rekomendasi Makanan & Minuman Fermentasi untuk Kesehatan
LTF
FOTO: SHUTTERSTOCK, DOK. ABBOTT
Topic
#balita #kesehatan #parenting #gizi