Gejala Alergi Obat
Gejala alergi obat sangat bervariasi dan tidak spesifik terhadap obat tertentu, Lalu, 1 jenis obat bisa tidak hanya 1 gejala, tapi bisa menimbulkan berbagai gejala. Selain itu, reaksi alergi obat berbeda antara 1 orang dengan orang lain.
Gejala alergi obat juga terbagi menjadi gejala ringan sampai berat. Gejala ringan bisa berupa gatal pada kulit, biduran, ruam, atau demam (biasanya timnul setelah beberapa jam pemberian obat dan akan hilang dalam waktu sekitar 2 hari setelah obat dihentikan).
Bagaimana gejala alergi yang berat? Bengkak, sehingga menimbulkan bengkak di saluran napas. Anak pun sulit bernapas, kejang otot pada saluran napas, dan bengkak seluruh badan. Kalau sudah begini, ia memerlukan terapi intensif di rumah sakit.
Pemeriksaan untuk mengetahui alergi obat bisa dilakukan dengan uji kulit dan uji provokasi. Uji kulit dilakukan dengan pemberian bahan yang diduga alergi pada permukaan kulit dan dinilai apakah terdapat alergi pada bahan tersebut. Uji provokasi merupakan uji yang
selektif.
Ini berarti diberikan benar-benar terpilih dan diawasi ketat. Pemeriksaan darah? Melakukan pemeriksaan darah rutin untuk melihat adanya anemia hemolitik (anemia karena pemecahan darah), penurunan trombosit, dan peningkatan petanda keradangan.
Yang pertama kali dilakukan adalah bersikap tenang dan segera hentikan obat yang diberikan. Bila mungkin, hentikan dulu pemberian semua obat, kecuali obat yang memang perlu dan tidak dicurigai sebagai penyebab alergi. Pada reaksi alergi ringan, seperti biduran atau gatal, bisa diberikan anti alergi ringan (antihistamin). Pada gejala alergi berat, segera dibawa ke rumah sakit terdekat karena risiko yang membahayakan.
Bagaimana cara mencegahnya? Mengetahui riwayat pemberian dan jenis obat yang diberikan pada si kecil. Bila anak alergi terhadap obat tertentu, katakan pada dokter sebelum diberikan resep dan buat daftar tertulis alergi obat anak. Biasanya, reaksi alergi obat tanpa komplikasi akan sembuh dengan baik dan total waktu pembersihan obat sekitar 1- 2 minggu.
Konsultan: Dr. Akira Prayudijanto, Sp.A, CIMI
Dokter Spesialis Anak, RSAB Harapan Kita, Jakarta