6 Langkah Menghadapi Si Tukang Interupsi
Anda barangkali sering mengalami hal ini, ketika sedang mengobrol bersama pasangan, tiba-tiba si kecil menyela. Ia masuk di tengah obrolan Anda dan suami serta membuyarkannya. Alhasil obrolan Anda pun pecah dan tak bisa dilanjutkan. Tak hanya itu, hal yang sama terjadi ketika Anda mengobrol dengan orang lain, teman, sales di toko, atau pelayan di restoran. Apabila apa yang sedang diperbincangkan adalah hal yang sangat penting, Anda tentu kesal dengan kebiasaan mereka menginterupsi.
Akan tetapi, begitulah anak-anak. Betapa sulitnya bagi mereka untuk menunggu. Meminta mereka untuk sabar 5 menit saja susah. Itu adalah waktu yang lama untuk anak kecil. Namun, Betsy Brown Braun, M.A., pakar perkembangan dan perilaku anak serta penulis buku Just Tell Me What to Say: Sensible Tips and Scripts for Perplexed Parents, mengatakan bahwa penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak-anak tidak menyela orang yang sedang berbincang.
Ia membagikan langkah yang bisa Anda ikuti:
1. Batasi Waktu
Batasi lama percakapan Anda dengan orang dewasa yang tidak melibatkan mereka. Anda bisa melakukannya bertahap. Misal, 2 menit saja dan kemudian dikembangkan menjadi lebih lama saat ia mulai menunjukkan kemajuan dalam menunggu dan tidak menginterupsi.
2. Jelaskan di Awal
Kata ‘sebentar’ akan sulit dimengerti oleh anak-anak. Ia sangat mungkin mendefinisikan ‘sebentar’ dengan pandangan yang berbeda dengan Anda. Hal ini membuat ia sering menyela karena apa yang Anda sebut sebagai ‘sebentar’ adalah lama untuknya.
Oleh karenanya, lebih baik jelaskan di awal, misal, “Mama butuh ngobrol dengan teman, singkat saja, hanya 2 menit. Tolong tunggu sampai kami selesai. Begitu selesai, Mama akan segera fokus ke kamu lagi.” Mereka mungkin belum mengerti berapa lamakah “2 menit” itu. Akan tetapi, begitu Anda selesai, mereka jadi punya pemahaman baru tentang patokan waktu. Sehingga, Anda bisa menggunakannya lagi kemudian hari.
3. Kapan Boleh Menyela
Jelaskan pada anak bahwa ada saat di mana ia diizinkan untuk menyela, yakni saat ada kondisi darurat. Sebutkan apa saja yang termasuk dalam kondisi darurat itu, misalnya keinginan buang air.
4. Bahasa Isyarat
Ajarkan bahasa isyarat untuk menyampaikan bahwa ia ingin bicara. Misal, ia boleh meletakkan tangannya di pundak Anda untuk menyampaikan bahwa ia ingin bicara. Anda bisa meresponnya dengan meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut sebagai tanda memintanya menunggu.
5. Beri Aktivitas
Menunggu itu membosankan. Bahkan orang dewasa pun tidak suka bila disuruh menunggu. Nah, untuk mengalihkannya, Anda bisa memberinya aktivitas, seperti menggambar, atau memberinya snack.
6. Beri Pujian
Saat mereka berhasil menunggu dan tidak menyela Anda, berilah pujian padanya.
Baca juga:
Jika Anak Senang Interupsi
Agar Anak Terbiasa Berbicara Sopan
Kalimat Efektif Berkomunikasi dengan Anak (Part 1)
Kalimat Efektif Berkomunikasi dengan Anak (Part 2)
Ciptakan Gaya Komunikasi Positif dengan Anak
(LELA LATIFA)
FOTO: FREEPIK