4 Cara Mendisiplinkan Anak yang Super Sensitif
Mendisiplinkan anak tidak pernah menjadi tugas yang mudah. Selalu saja ada yang membuat Anda gagal dan harus mencoba formula yang baru, lagi dan lagi.
Tentunya, yang perlu diingat adalah perihal mendisiplinkan tak bisa dipukul rata ke semua anak. Formula yang bekerja di satu anak belum tentu berhasil bila diterapkan ke anak lain.
Salah satu yang juga cukup menantang selain mendisiplinkan anak yang suka membantah adalah mendisiplinkan anak yang sensitif.
Salah Kata Sedikit Saja Membuatnya Terluka
Dr. Fan Walfis, Psy.D., psikoterapis anak, pasangan, dan keluarga di Beverly Hills, California, USA mendefinisikan anak sensitif secara sederhana sebagai anak yang sangat emosional.
Anak yang sensitif sangat peka dan cepat reaktif terhadap suatu masalah. Mereka memandang dan merasakan masalah di tingkat yang lebih dalam. Satu kalimat negatif saja mungkin sangat bisa melukai hati mereka dan memengaruhi perasaan mereka.
Bukan masalah bila anak Anda memang memiliki kepribadian yang sensitif. Menurut Walfis, sebetulnya sensitivitas adalah kepribadian yang sangat indah. Sebab, anak-anak yang sensitif sangat empati dan mudah tergerak untuk melakukan sesuatu bagi orang-orang yang ada di sekitarnya. Akan tetapi, tantangannya bagi orang tua dalam mendisiplinkan mereka adalah mencari cara untuk merawat emosi mereka yang mendalam.
Lalu, apa yang bisa Anda lakukan bila anak Anda termasuk dalam kategori anak yang sensitif?
- Tidak Defensif, Validasi Perasaannya
Sebelum reaktif, cobalah untuk selalu bertanya mengapa hal tersebut bisa terjadi dan biarkan mereka menjelaskan. Memvalidasi perasaan mereka menjadi sangat penting untuk dilakukan.
- Jangan Meninggalkannya
- Posisikan Diri Anda di Posisinya
Katakan: “Mama lihat kamu kecewa dan kesal karena masih ingin bermain, tapi sekarang sudah saatnya mandi. Kamu marah pada Mama. Mama tahu sulit untuk berhenti main saat kamu masih menginginkannya. Coba sampaikan seberapa kesal kamu pada Mama.”
Dengan memosisikan diri Anda di posisinya, Anda akan menciptakan ikatan yang kuat di mana mereka bisa percaya pada Anda, bahkan di saat emosinya sedang buruk sekalipun.
- Tegas Tapi Lembut
Untuk menuju ke situ, Anda harus mampu mengomunikasikan dengan lembut, jelas, dan berada di posisi mendukung mereka.
Anda bisa mengatakan: “Sulit bagi Mama untuk mengatakan tidak pada kamu karena Mama sangat menyayangimu. Mama tahu, ditolak itu rasanya tidak enak sekali. Tapi tugas Mama sebagai orang tua adalah menjaga kamu tetap aman, oleh karenanya kita harus melakukan sesuatu untuk memperbaiki apa yang terjadi agar tidak terulang.”
Nah, di sinilah keahlian Anda berkata-kata dibutuhkan, Anda tetap menyampaikan apa yang menjadi harapan Anda dengan tetap berada satu tim dengannya.
Intonasi dan Gestur Juga Penting
Mengingat kepribadiannya yang sangat sensitif, tak hanya pemilihan kata-kata yang penting. Anda juga butuh mengatur intonasi Anda. Pastikan Anda selalu bicara dengan penuh kehangatan, ketenangan, ketulusan untuk membuat mereka nyaman.
Memang sulit untuk tetap tenang di tingkat frustasi Anda, akan tetapi ingatlah bahwa anak sensitif bereaksi terhadap reaksi, kata-kata, dan intonasi Anda. Penting untuk menghadapi si sensitif dengan respek, agar tidak melukai perasaannya yang dalam.
Baca juga:
5 Strategi Membangun Kedisiplinan Anak
7 Kesalahan Orang Tua Mendisiplinkan Anak
Cara Terbaik Menerapkan Disiplin pada Anak
7 Kalimat Efektif Mendisiplinkan Anak [Part 1]
7 Kalimat Efektif Mendisiplinkan Anak [Part 2]
LTF
FOTO: FREEPIK