4 Tempat Paling Berkuman
Kebiasaan yang dilakukan anak memegang benda asing dapat menyebabkan munculnya penyakit yang berasal dari kuman. Maka orang tua perlu membekali anak dengan tip agar anak terbebas dari kuman. Apa saja benda dan tempat yang harus diwaspadai? berikut ini yang sebaiknya dihindari:
1.Pegangan keranjang belanja atau troli. Ini adalah tempat transfer kuman yang efektif. Orang akan menutup hidung saat bersin atau batuk dengan tangan. Kuman yang sudah berpindah dari tangan ini, akan berpindah ke pegangan keranjang belanja atau troli, dan selanjutnya pindah ke tangan Anda atau anak.
Selain itu, troli tempat menaruh bahan belanja yang basah, seperti daging. Padahal pada bahan seperti initerkandung bakteri seperti salmonella dan E.coli. Karena itu, pastikan Anda dan si kecil mencuci tangan sehabis berbelanja di pasar swalayan ya.
2.Tempat bermain. Anak-anak menyentuh apa saja saat bermain di tempat bermain anak-anak atau children’s playground. Padahal, virus flu bisa bertahan hingga delapan jam di permukaan benda lho. Karena itu, bermain di tempat umum membuatnya rentan tertular penyakit akibat bersentuhan dengan mainan-mainan yang dipakai bermain oleh banyak anak.
3.Restoran. Meja makan dan high chair di restoran juga menjadi tempat ‘ideal’ untuk berkumpulnya kuman. Meski pelayan telah membersihkannya, bisa jadi lap yang digunakan tidak bersih dan justru menjadi sumber kuman. Sebaiknya lap dulu meja atau high chair yang akan digunakan anak dengan tisu basah yang mengandung disinfektan.
4.Transportasi umum. Studi GHC mengungkapkan bahwa 65 persen responden di Indonesia percaya transportasi umum merupakan salah satu tempat yang paling rawan penyebaran penyakti menular atau infeksi. Dan ini berlaku tidak saja untuk tranportasi umum seperti bis atau angkot, melainkan juga taksi yang kerap dipandang paling bersih. Karena itu, biasakan si kecil mencuci tangan setelah menggunakan tranportasi umum.
Jadi sebaiknya ajak anak untuk rajin mencuci tangan dan membersihkan benda-benda yang akan dipegang dengan tisu basah. Menurut Prof. John Oxford, chairman dari Hygiene Council dan guru besar virologi di Barts and the London School of Dentistry, bakteri bisa mati dengan penggunaan disinfektan. “Namun, tidak mungkin bakteri menjadi resisten karena dosis antibakteri dalam produk pembersih sehari-hari terbilang cukup rendah.”
Hal senada dikatakan oleh Dr. dr. H. Hindra Irawan Satari, SpA(K), MtropPaed; penggunaan produk pembersih yang mengandung antibakteri untuk pemakaian sehari-hari tetap disarankan. Terutama untuk mencuci tangan dan membersihkan permukaan.