Menjurus Arus Masa Depan di Indonesian Women’s Forum 2022
Media yang telah lima puluh tahun hadir di tengah wanita Indonesia, Femina, untuk keempat kalinya menggelar Indonesian Women’s Forum (IWF) 2022. IWF pertama diselenggarakan pada tahun 2018 dan selanjutnya diselenggarakan tahun 2019 dan 2021.
Menurut Petty S. Fatimah, Direktur Editorial Prana Dinamika Sejahtera yang menaungi Femina Media, seperti tahun sebelumnya, IWF 2022 dilakukan secara daring untuk menjangkau lebih banyak wanita.
Hal ini diapresiasi oleh pemerintah yang disampaikan lewat pidato pembuka Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, SE, MSi, yang diwakili oleh staf khusus Agung Putri.
Disebutkan, seperti semangat kongres perempuan pertama Desember 1928 yang sepakat untuk saling mendukung guna mencapai kemajuan, IWF pun memiliki semangat kebersamaan yang dapat mendorong perempuan untuk berjuang bersama menjadi makin terdepan.
Topik Menjurus Arus Masa Depan yang diangkat IWF 2022 menjadi relevan di tengah kondisi dunia yang menawarkan banyak peluang sekaligus memiliki tantangan di masa depan, bagi semua orang, termasuk perempuan.
Perempuan Indonesia bukanlah sosok yang berpangku tangan. Perempuan Indonesia telah lama membuktikan kemampuannya di berbagai bidang, mulai dari dunia olahraga, berkarier di korporasi, hingga menjadi pemimpin di pemerintahan.
Namun, perempuan Indonesia menghadapi banyak tantangan seperti kesenjangan gender dalam literasi keuangan dan partisipasi angkatan kerja. Karena itulah dalam IWF 2022, Femina menghadirkan sosok-sosok wanita dari berbagai bidang untuk saling berbagi pengalaman yang dapat menginspirasi lebih banyak perempuan Indonesia.
Direktur keuangan PT Pertamina (Persero), Emma Sri Martini; peneliti senior di Vaccine Development Jenner Institute, Universitas Oxford, Dr.Carina Citra Dewi Joe; Vina A. Muliana, karyawan BUMN dan kreator konten; dan Sonia Barquin, partner McKinsey & Company Indonesia membagikan pengalaman dan tantangan nyata yang dihadapi wanita di dunia kerja.
Diskusi bersama mereka disampaikan di awal IWF karena isu kesenjangan gender di dunia kerja masih menjadi isu penting di dunia kerja. Berdasarkan pengamatan McKinsey & Company meski usaha keras telah dilakukan untuk memperkecil kesenjangan gender di dunia kerja, tapi kenyataannya belum terlihat perbedaan signifikan dari tahun 2017 dan 2022.
IWF juga menyoroti isu lingkungan di panel dua yang bertajuk Mengapa Kita Perlu menjaga Bumi. Lewat Aryenda Atma, founder Pable Indonesia; Deasy Elsara dari Nafas Indonesia; Mada Ayu Habsari dari Enertec Mitra Solusi, dan Nurul Sarifah dari KPop4Planet perempuan Indonesia diajak untuk semakin paham pentingnya menjaga bumi dan melakukan aksi-aksi nyata. Perempuan memiliki peran besar dalam menjaga bumi, mother earth, yang hingga kini menjadi satu-satunya tempat manusia hidup.
Di sesi siang, IWF 2022 menghadirkan empat masterclass dengan topik yang beragam. Salah satu isu penting yang selalu menjadi perhatian wanita adalah soal pengaturan keuangan dan relasi dengan anak, juga menjadi topik diskusi hangat di IWF 2022. Bersama Tina Meiliana, pakar keuangan dari BRI para peserta IWF diajak melakukan check-up keuangan agar lebih siap menghadapi tantangan resesi yang disebut-sebut melanda dunia tahun 2023.
Sementara itu, lewat diskusi bersama konsultan keluarga Meilinda Sutanto dari The Golden Space Indonesia, serta Alya Rohali dan putrinya, Diarra Rachbini (Juara 1 Gadis Sampul 2021), para peserta diajak untuk memaknai kembali hubungan dalam keluarga. Bagaimana pengalaman keluarga bisa membentuk hidup seseorang bahkan mengikuti sepanjang hidupnya.
Dalam salah satu sesi, IWF mengajak peserta mengulik fenomena di balik tren makanan Korea yang kini tengah populer di dunia, termasuk Indonesia. Tak hanya menampilkan pelaku usaha makanan dengan label ChanChan Korea BBQ, Park Seung-Chan, serta food blogger, Mullie Marlina, diskusi juga dilakukan bersama dosen prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Eva Latifah.
Di balik sebuah tren di masyarakat, selalu ada fakta-fakta menarik yang menarik untuk disimak. Kecenderungan lain yang juga tengah meningkat di masyarakat adalah keinginan untuk melakukan kerja sosial.
Topik tentang kerja sosial dibahas dalam salah satu sesi IWF powered by Gadis. Founder I EXIST!, Lil’li Latisha; founder dan CEO Gores Denai dan Layar Belajar, Ayesha Felice; serta founder dan CEO Liberty Society, Tamara Wu, mengajak peserta IWF menemukan jalan yang bisa mempertemukan dua generasi yang berbeda.
Sesi yang menampilkan para alumni Gadis Sampul dan dimoderatori oleh Amanda Endrinayla, founder Generaction Project. itu diharapkan dapat membuka wawasan peserta IWF untuk membuat dunia yang lebih baik, terutama bagi perempuan, lewat kerja sosial.
IWF 2022 yang dihadiri oleh hampir 1.000 peserta ini juga didukung oleh banyak mitra kerja dan komunitas mulai dari kampus, organisasi pekerja perempuan, hingga wirausaha.
Topic
#indonesianwomensforum #kemajuanperempuan #pemberdayaanwanita