Redam Amarah Anak
Anak Anda kehilangan uang jajannya di sekolah, dan sekarang playdate-nya ditunda. Akibatnya? Ia melempar balok susunnya ke tembok, membuat kepingan balok beterbangan ke mana-mana.
Jantung Anda langsung berhenti berdetak. Apakah menunjukkan marahnya dengan cara tersebut berarti ia bisa menjadi orang dewasa yang kasar? Hmmm, tidak juga, kata Heather Shumaker, penulis It’s OK Not to Share. “Rasa frustrasi dan marah adalah emosi yang normal dikeluarkan, kok. Dan, anak perlu fisik yang kuat untuk menyalurkannya,” lanjutnya.
Namun, jika ingin mengubah perasaannya, minta dia:
- Berlari-lari keluar ruang keluarga atau ruang terbesar di rumah sebanyak 50 (atau sembarang angka) kali. Ia akan memiliki ruangan yang luas (untuk melampiaskan rasa marahnya!), menghitung akan mengalihkan perhatiannya, serta ia akan kecapekan.
- Pergilah ke ruangan yang tertutup (seperti kamar mandi atau gudang) dan minta dia berteriak sekeras-kerasnya. Ini akan memberinya tempat yang aman untuk melampiaskan rasa marahnya tanpa membuat takut adik-adiknya (atau anjing, atau tetangga).
- Mengkarate selembar kertas yang besar atau bungkus kado. Hal ini akan menghasilkan bunyi robek yang membuatnya merasa sangat puas dan berkuasa.
- Pergi ke luar rumah dan membuat berbagai mimik pada Anda melalui jendela. Lari keliling rumah, dan ulangi lagi membuat mimik lagi. (Setelah beberapa menit, ia akan tergeli-geli tersendiri dan melupakan rasa marahnya.)