Ajarkan Sikap Positif Pada Anak
Membentuk kepribadian positif pada diri anak-anak, seperti kata psikolog anak dan keluarga dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia, Irma Gustiana Andriani, M.Psi, memang merupakan sebuah perjuangan yang tidak bisa dibilang mudah. “Tantangannya semakin berat, karena kita hidup di era digital anak-anak dan orang tua harus berkejaran dengan arus globasisasi zaman. Pola asuh yang tepat amat diperlukan supaya anak tumbuh menjadi pribadi matang ketika dewasa,” jelas Irma.
Bukan hanya cakap dari sisi akademis, sikap positif dan kepribadian yang matang memang merupakan kualitas yang mutlak diperlukan untuk mendukung kesuksesan seseorang dalam kehidupan. Sudah banyak penelitian membuktikan bahwa nilai IQ (intellectual quotient) tinggi tanpa dibarengi nilai EQ (emotional quotient) yang memadai tidak akan memiliki andil besar dalam keberhasilan seseorang di masa depan. Karenanya, sikap positif seperti berani, percaya diri, sopan, bertanggung jawab, dan berempati pada orang lain, perlu diajarkan kepada anak-anak sedini mungkin. Sikap-sikap positif tersebut, menurut Irma, tentu tak bisa terbentuk begitu saja tanpa campur tangan orang tua dalam proses pengasuhan.
“Pola pengasuhan otoriter yang kaku, keras, dan tidak mempertimbangkan perasaan anak tak akan efektif mengembangkan sikap positif dalam diri anak. Sebaliknya, terlalu memanjakan dan kurang mampu mendorong kemandirian anak, tentu juga malah akan mengakibatkan kurang berkembangnya rasa tanggung jawab pada diri anak,” ujar Irma.