Belajar Menulis dengan Menyenangkan
Beberapa waktu lalu seorang teman mengirim pesan. Ia bertanya bagaimana
cara mengajari anaknya yang memiliki gaya belajar kinestetik, menulis.
Anaknya baru saja masuk Sekolah Dasar.
Anak-anak dengan gaya
belajar kinestetik cenderung belajar lebih baik sambil bergerak. Duduk
tenang dan menyalin untuk berlatih membentuk huruf selama beberapa
waktu bisa menjadi tantangan yang besar bagi anak-anak dengan gaya
belajar kinestetik. Hm, sebenarnya gaya berlatih menulis dengan duduk
tenang dan menyalin kata atau kalimat adalah sebuah tantangan bagi
anak-anak, terutama bagi orang dewasa yang menemani mereka belajar.
Saya
belajar beberapa hal dari murid-murid saya tentang berlatih menulis
bagi pemula. Beberapa hal berikut ini mungkin bisa Anda coba bersama
anak-anak di rumah.
1. Menulis harus Bermakna
Menyalin
kalimat berulang-ulang adalah kegiatan yang kurang bermakna untuk
anak-anak. Pendeknya, mungkin mereka bertanya-tanya, “Kenapa sih, aku
harus menulis yang itu-itu terus?”
Maka membuat kegiatan menulis yang bermakna untuk mereka menjadi penting.
Pada
dasarnya, menulis adalah salah satu cara berkomunikasi. Minta anak
menulis surat pendek atau kartu ucapan. Minta anak menuliskan daftar
mainan atau makanan yang mereka suka. Esok hari, minta anak mencatat
bagian-bagian dari seri mainan atau tokoh kartun yang mereka suka. Lain
hari, diktekan daftar belanjaan Anda untuk ditulis anak.
2. Menulis harus Menyenangkan
Ubahlah
waktu berlatih menulis menjadi waktu bermain yang seru. Umumkan waktu
permainan bernama Super Paper. Tidak boleh bicara, tapi harus menulis di
kertas. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan lucu yang membuat anak tertarik
menuliskan jawabannya di kertas.
Ciptakan permainan-permainan yang
baru. Tulislah sebuah kata, kemudian minta anak menulis kata lain yang
dimulai dengan huruf terakhir dari kata yang Anda tulis.
Misalnya,
saya menulis : BUKU. Binar akan menulis ULAR. Saya lanjutnya dengan
RAMAI. Binar bisa melanjutkan dengan kata lain berawalan I.
3. Menulis dengan Target Kecil
Murid-murid
kecil saya mengeluh bila diminta menulis satu halaman. “Panjang sekali,
Bu.” “Aku kan sudah capek, Bu.” Suatu hari, saya buatkan pola daun
sebagai tempat menulis. Saya beri beberapa lembar daun dan minta mereka
menulis cerita.
Daun-daun ditempelkan menjadi sebuah pohon yang
cantik. Hari itu, mereka menulis sebanyak dua halaman tanpa mengeluh dan
tanpa mereka sadari. Yang mereka ketahui, delapan lembar daun yang
mereka punya sudah penuh dengan cerita.
4. Stasiun Menulis
Buat
sebuah pojok istimewa untuk menulis. Lengkapi dengan kertas dan aneka
alat tulis berwarna. Barangkali, kotak surat kecil untuk setiap anggota
keluarga akan memberi semangat baru. Jika Mama atau Papa ikut terlibat
saling mengirim atau berbalas kartu, anak-anak tentu bersemangat turut
serta.
5. Kreatif dengan aneka barang
Anak-anak yang
sedang belajar menulis huruf akan senang sekali jika boleh menulis
dengan jari di atas baki berlapis tepung. Membuat huruf di lantai dengan
bekas-bekas amplop atau selebaran dari bank juga akan menyenangkan.
6. Sedikit Kritik, Banyak Pujian
Ingat,
Ma. Anak-anak tidak bisa serta merta menulis dengan sempurna. Beri
mereka waktu untuk berkembang menjadi penulis yang handal. Anda tidak
perlu memperbaiki semua hal dalam satu waktu.
Minggu ini,
fokuskan kegiatan menulis untuk berlatih membuat bentuk huruf yang
benar. Maka biarkan saja jika tulisan anak anda tak sama besarnya, atau
ia lupa memberi spasi antar kata. Minggu depan, pilih satu hal lagi
sebagai fokus latihan.
Biarkan anak menyelesaikan tugas
menulisnya. Jika terlalu panjang, pecahlah menjadi beberapa bagian. Pada
akhir setiap bagian, ajak anak mengevaluasi kembali hasilnya. Apa yang
kamu tulis? Apa yang bisa dilakukan agar tulisanmu lebih baik? Bagaimana
membuat huruf “y” yang benar? Dengan demikian, Anda tidak perlu
mengomentari setiap langkahnya dalam berlatih menulis.
Jangan lupa, beri pujian bila anak anda membuat kemajuan meskipun kecil.
Tak
ada yang lebih menyenangkan bagi anak-anak dibanding melakukan kegiatan
yang sama dengan Mama dan Papa. Jika Anda sedang mengajak anak-anak
belajar menulis, Anda perlu bermain dan menulis bersama mereka. Polisi
yang ngomel dan mengkritik semua gerakan anak saat sedang menulis,
apalagi sambil sibuk dengan gadget, tentu bukan partner menulis yang
menyenangkan!
Belajar, tidak harus selalu duduk tenang. Belajar bisa dilakukan sambil bersenang-senang!
Artikel Blog Mama
Penulis: Lestia Primayanti
Mama
dari Binar Cakrawala yang lahir Agustus 2010 yang berprofesi sebagai
pendidik memang gemar menulis blog seputar pendidikan. Kepala Sekolah
Kembang yang akrab disapa Ibu Tia di sekolah ini akan berbagi cara ia
mendidik si kecil dan murid-muridnya.