Anak Belajar Menjadi Bilingual
“Hampir semua sekolah menawarkan program bilingual sejak TK dan Playgroup. Saya tertarik mendaftarkan Firisya (3), tapi agak khawatir dia malah jadi bingung. Sebenarnya, kapan anak mulai bisa belajar berbicara dua bahasa?” kata Elia Hanafi, mama dua putri yang berdomisili di Tomang.
Era informasi dan globalisasi saat ini memang membuat semua orang dituntut berkomunikasi dengan masyarakat dari belahan dunia mana pun. Mengenai waktu yang tepat untuk memulai, ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa mulai mempelajari bahasa—juga materi pelajaran lainnya, pada usia dini adalah pilihan terbaik berhubung sel-sel otak anak-anak masih aktif membentuk koneksi (sinapsis).
Karenanya, daya tangkap anak ketika mendengar intonasi dan cara penggunaan bahasa asing jauh lebih baik diban-dingkan ketika dia sudah remaja—apalagi dewasa. Memang benar bahwa anak-anak bilingual memiliki penguasaan jumlah
kata-kata yang lebih sedikit dalam masing-masing bahasa yang digunakannya. Tapi, kalau ditotal, jumlah kata-kata yang mereka kuasai sama banyaknya dengan total penguasaan kata anak-anak yang hanya berbicara dalam satu bahasa.
Cara terbaik bagi anak untuk mempelajari bahasa kedua adalah melatih percakapan dengan seorang native speaker. Kaset rekaman atau kursus bahasa adalah metode yang lebih tidak efektif, karena otak akan jauh lebih mudah menangkap pelajaran yang dilakukan dengan cara mengobservasi langsung
serta latihan yang dilakukan berulang-ulang. Seorang native speaker juga bisa mentransfer 'rasa bahasa' yang lebih sulit didapatkan anak dari guru yang bukan native speaker.
Kesulitan mencari seorang native speaker? Tidak masalah, Ma. Bacakan saja si kecil buku cerita yang aslinya ditulis dalam bahasa yang ingin dipelajari tadi—bukan terjemah-an dari bahasa Indonesia ke bahasa tersebut. Mengajak si kecil menonton DVD cerita anak yang diputar dalam bahasa aslinya juga merupakan alternatif cara yang bisa dicoba.