Sikap Salah Mama Saat Anak Lomba
Setiap orang tua pasti merasa super bangga melihat anaknya berlaga di ajang perlombaan. Pada akhirnya, ia bisa menang, atau malah kalah. Ketika ia menang, Anda langsung memuji-muji atau bahkan melimpahinya berbagai hadiah. Bagaimana ketika ia kalah? Bukannya membesarkan hatinya, Anda malah memarahi anak, menuduh juri atau wasit berlaku curang, dll. Berikut ini sikap salah mama ketika anak ikut dalam kompetisi dan apa yang harus dilakukan yaitu:
1. Menuduh juri berbuat curang tanpa ada bukti bukti yang jelas
Ingin agar anak menang, sih, sah-sah saja. Tapi, menuduh juri berbuat curang tanpa bukti-bukti yang jelas? Eiittsss.. nanti dulu. Bila Anda memang melihat ada indikasi kecurangan terjadi dalam proses kompetisi, coba kumpulkan bukti bukti yang jelas dulu.
Yang disebut bukti yang jelas adalah bukti yang memang bisa dipertanggung jawabkan, ya, dan bukan bukti yang dibuat berdasarkan prasangka semata. Setelah bukti-bukti tersebut terkumpul, laporkan secara sistematis dan baik, sehingga hasil dari proses penilaian bisa di-review ulang. Bila Anda langsung main tuduh saat mencurigai adanya kecurangan yang dilakukan juri, anak akan menginternalisasi prinsip ‘kalau merasa mengetahui sesuatu, langsung sampaikan saja, tidak perlu dipikir, direnungkan, dan dicari data penguatnya dulu.’
2. Mendorong anak untuk berbuat curang selama kompetisi berlangsung
Hasrat Anda agar anak menang dalam sebuah kompetisi kadang lebih besar dari keinginan anak itu sendiri. Akibatnya? Tidak jarang Anda malah mendorong si kecil untuk berbuat curang selama kompetisi, atau bahkan melanggar peraturan yang ada. Ia didorong untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya tidak diizinkan oleh panitia dengan 1 tujuan yang jelas, yakni menang.
Jika hal ini dilakukan,anak akan belajar bahwa dalam hidup, kemenangan adalah hal yang utama, apa pun caranya. Ia akan menginternalisasi prinsip ‘menghalalkan segala cara’ untuk mencapai tujuan. Beberapa mama kadang berargumen, “Ah, nggak apa-apa, kan? Cuma pertandingan tingkat RT! Nggak pentinglah. Curang sedikit nggak apa-apa. Panitianya nggak tahu, kok.” Di satu sisi, Anda mengatakan tidak penting, namun di sisi lain Anda sendiri menghalalkan semua cara untuk menang.
3. Membantu anak secara diam-diam agar menang dalam kompetisi
Sebenarnya, hal ini mirip dengan penjelasan pada poin 2. Akan tetapi, dalam poin ini, Anda lebih aktif terlibat dalam proses terjadinya kecurangan. Perilaku Anda ini sangat berpotensi menimbulkan konflik, terutama bila dilihat dan diketahui oleh mama dari peserta yang lain. Selain itu, anak juga berpotensi didiskualifikasi dari kompetisi jika hal ini kemudian diketahui oleh pihak panitia.
Foto : Foto Search