Serba – serbi air ketuban
’Bantalan’ pelindung janin
Sebagai cairan pelindung dalam pertumbuhan dan perkembangan janin, air ketuban berfungsi sebagai ’bantalan’ untuk melindungi janin terhadap trauma dari luar. Tak hanya itu saja, air ketuban juga berfungsi melindungi janin dari infeksi, menstabilkan perubahan suhu, dan menjadi sarana yang memungkinkan janin bergerak bebas.
Seiring dengan pertambahan usia kehamilan, aktivitas organ tubuh janin juga mempengaruhi komposisi cairan ketuban. Banyaknya air ketuban tidak terus sama dari minggu ke minggu kehamilan. Saat usia kehamilan mulai memasuki usia 25 minggu, rata-rata air ketuban di dalam rahim 239 ml, yang kemudian meningkat menjadi 984 ml pada usia kehamilan 33 minggu.
Anda perlu memperhatikan volume air ketuban karena terkait dengan kecukupan nutrisi dan oksigen bagi janin. Bila air ketuban berkurang, warnanya akan menjadi lebih keruh. Bila tidak keruh, berarti air ketuban Anda sudah cukup berfungsi menjamin kecukupan nutrisi dan oksigen. Kelebihan atau kekurangan cairan ketuban akan menimbulkan komplikasi pada ibu atau janin.
Kelebihan cairan ketuban dapat berdampak pada kondisi janin. Untuk menjaga kestabilan air ketuban, bayi meminum air ketuban di dalam tubuh ibunya dan kemudian mengeluarkannya dalam bentuk kencing. Jadi jika terdapat volume air ketuban yang berlebih, diprediksi terdapat gangguan pencernaan atau gangguan pada saluran pembuangan sang bayi yang ditandai dengan kencingnya yang tidak normal
Kekurangan cairan ketuban bisa disebabkan beberapa hal, diantaranya menurunnya fungsi plasenta akibat kehamilan yang melebihi waktu, ketuban yang bocor atau kelainan janin yang berhubungan dengan penyumbatan saluran kandung kemih.
Banyak calon mama menjadi stres jika air ketuban pecah sebelum tiba di rumah sakit. Tak perlu panik, meski Anda merasa ada yang merembes, cobalah tetap tenang dan segera ke dokter. Posisi bayi yang sungsang, dapat menyebabkan kepala bayi menjadi sumbatan, sehingga aliran air ketuban menjadi begitu pelan. Jika hal ini yang terjadi, setelah 12 jam Anda tidak kunjung melahirkan, biasanya Anda akan diinduksi untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi. (DW)