Tanda Bayi Lelah
Di dalam rahim, bayi hidup dalam lingkungan yang temaram dan sunyi. Setelah lahir ke dunia, ia harus beradaptasi dengan suasana yang berbeda drastis. Dulu segalanya begitu teduh, sekarang ada banyak sumber cahaya—mulai dari cahaya matahari, lampu, sampai nyala api, yang menyilaukan matanya.
Kalau di rahim hanya terdengar bunyi sayup-sayup, kini berbagai macam suara singgah ke telinganya, mulai dari sapaan si kakak, dering telepon, dan banyak lagi.
Itu sebabnya, pada bulan-bulan pertama kelahirannya, bayi masih amat sensitif dalam menghadapi berbagai jenis stimulasi baru yang tertangkap sel-sel sarafnya. Terlalu banyak stimulasi bisa berakibat susunan sel-sel saraf si kecil ‘overload’ sehingga ia pun rewel atau gelisah.
Agar bayi selalu happy, Mama mesti teliti dalam menangkap sinyal-sinyal tanda kelelahan dari anak.
Ini yang dilakukan bayi sebagai tanda ketika dia lelah:
- Sedikit-sedikit memejamkan mata.
- Melihat ke arah lain (bukan ke arah mainannya).
- Ngulet, melengkungkan punggungnya ke atas.
- Menghindari pandangan Anda.
- Mudah menangis atau marah tanpa sebab yang jelas.
Tentu saja, kelelahan tidak selalu identik dengan ngantuk, lho. Jadi, jangan heran bila ia tambah marah jika Mama ‘memaksanya’ untuk bobo siang. Agar bayi tenang kembali, Mama bisa menimangnya sejenak, menggosok punggungnya, atau membaringkannya di dalam kamar yang tenang sembari memasang musik yang lembut.