5 Penyakit Kulit yang Biasa Dialami Balita
Gangguan pada kulit balita banyak jenisnya. Dr. Pandu Pradana, SpKK dari Bamed Skin Care, Jakarta, akan membahas 5 di antaranya secara lebih mendalam. Simak ulasannya di bawah ini!
1. Moluskum Kontagiosum
Terjadi akibat infeksi virus Moluskum kontagiosum mudah menular melalui kontak fisik. Anak yang menderita moluskum, sebaiknya tidak beraktivitas di tempat umum terlebih dahulu, karena dikhawatirkan akan menularkan virus tersebut.
Gejala
1. Bintil di permukaan kulit disertai ruam yang biasanya muncul 2 – 7 minggu setelah terinfeksi.
2. Bintil tersebut biasanya seukuran biji kacang hijau dan memiliki cekungan pada bagian tengah atau berupa titik. Masyarakat awam menyebut penyakit ini dengan herpes. Gejala klinis dapat berupa lenting atau luka lecet di area sekitar mulut, sehingga sering dikira sariawan,
3. Tampak lenting di sekitar mulut anak.
4. Umumnya terasa sakit dan bisa muncul lebih dari satu di sekitar area mulut.
5. Jika gejala menghilang dan anak terlihat sudah sembuh, virus masih berhibernasi tanpa menimbulkan gejala apa pun, tetapi dapat sewaktu-waktu aktif kembali pada masa yang akan datang.
6. Umumnya tidak disertai keluhan subyektif, namun dapat pula terasa gatal dan nyeri.
7. Letak bintil dapat di bagian tubuh mana saja yang terpapar virus, tetapi jarang di telapak tangan atau telapak kaki.
Penanganan
Hindari memencet moluskum, karena dalam bintil moluskum terdapat banyak virus yang dikhawatirkan
semakin menyebar. Jika anak mengalami gejala moluskum, sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.
2. Cold Sore
Masyarakat awam menyebut penyakit ini dengan herpes. Gejala klinis dapat berupa lenting atau luka lecet di area sekitar mulut, sehingga sering dikira sariawan, tetapi sebenarnya berbeda. Kalau sariawan biasanya menyerang daerah mulut bagian dalam, sedangkan virus herpes rata-rata ditemukan di area mulut luar. Herpes dapat ditularkan melalui kontak langsung. Setelah menginfeksi penderita, virus herpes biasanya akan ‘tertidur’.
Gejala
1. Tampak lenting di sekitar mulut anak.
2. Umumnya terasa sakit dan bisa muncul lebih dari satu di sekitar area mulut.
3. Jika gejala menghilang dan anak terlihat sudah sembuh, virus masih berhibernasi tanpa menimbulkan gejala apa pun, tapi dapat sewaktu-waktu aktif kembali pada masa yang akan datang.
Penanganan
Umumnya, infeksi virus ini akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 7 sampai 10 hari. Untuk mencegah penularan, tidak memakai barang-barang yang berhubungan dengan area herpes secara bergantian, misalnya gelas. Karena rasa tidak nyaman di mulut, biasanya anak enggan makan dan minum. Untuk menghindari dehidrasi, usahakan anak tetap mendapat asupan, meski sedikit-sedikit, namun sering.
3. Ring Worm
Istilah lain dari ringworm adalah kurap. Penyakit ini muncul dari infeksi jamur tinea. Mudah menyebar melalui pertukaran barang yang dipakai oleh anak. Misalnya, sisir rambut, baju, atau. bisa juga dari sentuhan langsung. Anak-anak sering tertular jamur ini dari hewan peliharaan, seperti anjing, kucing, atau kelinci. Ciri hewan yang terserang oleh jamur ini umumnya mengalami kerontokan pada bulu atau pitak.
Gejala
Muncul bercak merah yang di atasnya terdapat sisik dan terasa gatal. Bagian tepi dari bercak berbentuk, seperti awan. Jika tidak diobati, dapat semakin membesar dan meluas.
Penanganan
Hindari tukar-menukar barang pribadi, seperti handuk, pakaian, sisir, karena jamur dapat menempel pada benda-benda tersebut. Biasanya dokter akan menyarankan mencuci pakaian dengan cairan pemutih pakaian untuk membunuh jamur yang ada di pakaian, dan mengepel lantai dengan antikuman. Tingkatkan personal hygiene anak dengan mandi 2x sehari, serta menjaga keadaan tubuh agar tidak terlalu lembap. Sebab, jamur ini tumbuh subur pada kondisi tubuh yang lembap, terutama oleh keringat.
4. Warts
Di Indonesia, warts juga dikenal dengan kutil. Penyakit ini disebabkan virus HPV (human papillomavirus) dan menyerang jaringan kulit. Area kulit yang terjangkit virus HPV, terlihat menonjol dan bertekstur keras. Umumnya, jari tangan, jari kaki, wajah, dan kelamin, adalah bagian tubuh yang sering menjadi target serangan virus HPV.
Gejala
Muncul kutil pada permukaan kulit. Biasanya tidak menimbulkan keluhan apa pun, namun dapat pula disertai rasa gatal atau nyeri
Penanganan
Hindari mencabut paksa kulit atau mengobati sendiri. Sebaiknya anak langsung dibawa ke dokter.
5. Scabies
Dikenal dengan sebutan kudis. Penyakit ini dapat terjadi akibat adanya tungau mikroskopis yang bersembunyi di bawah kulit anak. Umumnya pada lipatan atau sela-sela jari, ketiak, pantat, dan penis. Tungau dapat menyebar dengan cepat melalui kontak langsung.
Gejala
Muncul bintil-bintil merah yang gatal, terutama pada malam hari. Namun, terkadang bintil ini sudah tidak terlihat karena garukan. Apabila terkena bakteri, dapat menyebabkan infeksi sekunder dan muncul nanah. Penyakit ini sangat mudah dan cepat menular. Begitu satu orang terkena, orang lain yang berada pada satu kelompok dapat terjangkit. Misalnya, satu keluarga dalam satu rumah, asrama, atau panti.
Penanganan
Tak cukup hanya mengobati satu orang. Semua anggota keluarga dalam satu rumah perlu diobati juga, meski tidak menunjukkan gejala. Hal ini dimaksudkan untuk memutus rantai penularan. Dan pengobatannya harus dilakukan secara bersama-sama, dalam waktu yang sama. Disarankan pula mencuci seprai dengan merendamnya dalam air panas, serta menjemur kasur di bawah sinar matahari.
Baca juga: 3 Penyebab Bayi Muntah