Trik atasi pilek, flu, dan lain-lain
Begitu ‘berurusan’ dengan pilek, flu, sakit perut, dan infeksi telinga, setiap orang punya teori sendiri. Beberapa teori diwariskan selama beberapa generasi, atau sudah ketinggalan zaman. Beberapa kelihatannya masih masuk akal. Yang pasti, banyak teori yang salah kaprah. Berikut fakta di balik mitos tersebut:
“Beri si pilek makanan saja.”
FAKTA: “Semua anak (dan orang dewasa) yang sakit -- entah terserang pilek, demam, atau keduanya -- membutuhkan cukup nutrisi dan cairan agar cepat sembuh,” kata Leigh Ann Greavu, pakar nutrisi dari St. Paul. Kalau si kecil enggan makan makanan padat, berikan saja sup ayam, jus, atau bahkan es krim.
“Lendir kehijauan berarti anak kena penyakit yang lebih parah dari pilek.”
FAKTA: Tidak selalu. Walau lendir yang bening terlihat lebih ’normal’, ingus berwarna hijau atau kuning bisa pula hanya gejala pilek. Meski begitu, lendir bening plus secara terus menerus demam tinggi, menurunnya selera makan, batuk, serta hidung tersumbat cukup parah bisa merupakan gejala infeksi bakteri, yang memerlukan antibiotika.
Jika lendir anak sering berwarna hijau atau kuning, mungkin saja ada gangguan lain (pembesaran kelenjar limfa, misalnya) yang memicu infeksi bakteri yang berulang. Kalau ini masalahnya, biarkan dokter anak yang memeriksa kondisi anak.
“Pilek dan flu paling menular sebelum timbul gejala.”
FAKTA: Keduanya paling mudah menyebar ketika gejala penyakit sedang parah-parahnya. Ini karena infeksi tersebut menyebar lewat percikan cairan yang mengandung virus ketika batuk atau bersin, atau via kontak tangan-ke-tangan. Walau kemungkinan tertular (atau penularan) terbesar ketika anak sangat tidak enak badan, risiko terus mengintai selama ingus masih meler. Meski si kecil nyaris sembuh, beritahu mama lain agar siap-siap mencegah terjadinya penyakit pada anaknya.
“Demam yang ringan tidak usah diobati.”
FAKTA: Tergantung kondisi anak. Demam memang membantu tubuh si kecil memerangi infeksi dengan merangsang sistem kekebalan tubuh dan membunuh bakteri dan virus yang tidak bisa bertahan dalam suhu di atas normal. Tetapi, itu bukan alasan untuk membuat anak merasa tidak enak badan. "Coba lakukan secara seimbang antara membuat anak nyaman dan membiarkan tubuhnya menjalani tugasnya," ujar Daniel Levy, M.D., asisten profesor klinis bagian kesehatan anak di University of Maryland School of Medicine, Baltimore. Jika demam termasuk ringan, namun anak rewel, lesu, atau sakit, berilah acetaminophen atau ibuprofen dalam dosis yang tepat. Jadi, ia akan merasa (plus tidur) lebih enak. Jika ia tetap riang dan enerjik walau suhu tubuhnya setinggi 38,9°C, Anda cukup meman-taunya saja (pastikan ia tidak kekurangan cairan tubuh). Pengecualian: Kalau bayi di bawah usia 6 bulan demam, cepat bawa ke dokter.
“P.N.A.R. paling oke untuk diare.“
FAKTA: Pisang, Nasi, Saus Apel, dan Roti Panggang memang bisa mengentalkan pup si kecil yang encer. Meski manjur, sepiring nasi, dengan pisang sebagai dessert, tidak selalu menggiurkan si sakit. ”Anak akan cepat sembuh bila Anda memberinya makanan yang diinginkannya,“ kata Andrea McCoy, M.D., rekanan profesor bagian kesehatan anak di Temple University, Philadelphia. (Jangan lupa, hindari berbagai makanan yang berbumbu dan berlemak, serta jus buah.)
“Jangan cium bayi kalau Anda pilek.“
FAKTA: ”Kecupan pada bibir bayi Anda tidak apa-apa kok,“ tutur Neil Schachter, M.D., penulis The Good Doctor’s Guide to Colds & Flu. Berbeda dengan bersin atau batuk yang mampu memercikkan cairan berisi virus dari saluran napas Anda, air liur dalam mulut hanya mengandung sedikit virus pilek. Jadi, tidak mungkin Anda menularkan penyakit itu melalui ciuman. Yang pasti, cara terbaik untuk mencegah si kecil Anda tertular pilek Anda: Sering-seringlah mencuci tangan Anda.
“Pilek menyebabkan infeksi telinga.“
FAKTA: Kelihatannya begitu. Namun, semua pilek disebabkan virus, sedangkan 90% infeksi telinga dikarenakan bakteri. Jadi, kenapa anak selalu terkena infeksi telinga ketika pilek? ”Pilek memroduksi lendir dan cairan yang menyumbat saluran telinga – lingkungan yang pas untuk infeksi telinga – sehingga bakteri akan berkembang biak,“ kata Ari Brown, M.D., penulis Toddler 411: Clear Answers and Smart Advice for Your Toddler.
Makanan (dan minuman) yang menenangkan
Saat flu
Ketika hidung anak tersumbat, batuk-batuk, atau tenggorokannya meradang sehingga sulit menelan, perbanyak asupan cairan. Cara ini bisa mengencerkan dahak dan membuat anak gampang mengeluarkannya saat batuk. ”Berikan anak air putih dulu, baru kemudian ice pops. Jus buah yang diencerkan bagus juga, namun secukupnya saja,“ ujar Michele Peterson, M.D., dokter anak di HealthEast Woodbury Pediatric Clinic, Woodbury, Minnesota. Ketika radang tenggorokan, baik minuman hangat atau sangat dingin bisa sama-sama melegakan tenggorokan anak: Teh hangat, cokelat panas, ice pops, atau jus dingin. Sebaiknya hindari jus jeruk, sebab minuman ini mengandung asam dan bisa melukai tenggorokan beberapa anak. (Bila jus jeruk tidak apa-apa bagi si kecil, ya berikan saja.) Untuk menyemangati Nora (2 tahun) agar mau minum ketika pilek, Joanna Carrell dari Lee Summit, Missouri, memberi minuman dari gelas yang dilengkapi sedotan. ”Ia boleh memakai sedotan ketika sakit. Itung-itung sebagai ‘hadiah,’” kata Carrell. “Setengah gelas diisi jus, setengahnya lagi dengan air putih. Ini cara terbaik untuk memastikan si kecil cukup minum, terutama ketika hidungnya tersumbat dan tak mau minum apapun," tambahnya. Sup ayam, tentunya, adalah ramuan klasik untuk mengatasi pilek dan radang tenggorokan. Penelitian membuktikan, sup ayam ternyata berkhasiat mengatasi radang dan menurunkan gerakan neutrophils – sel kekebalan yang menstimulasi keluarnya lendir. Sup ayam buatan sendiri atau kalengan – bahkan kaldunya saja – sama-sama efektif lho. Kalau anak berselera makan, tambahkan makaroni rebus.
Untuk sakit perut
Cairan amat penting saat anak diare, apalagi jika dibarengi muntah-muntah. Setiap tahun, ratusan ribu anak dengan flu perut harus dibawa ke ruang gawat darurat akibat dehidrasi. Seringkali, ketika anak muntah-muntah, orangtua justru membatasi asupan minuman, semata-mata agar perutnya ‘tenang’ lagi. "Ternyata, cara ini salah," kata Beth Gleghorn, M.D., direktur divisi gastroenterologi anak di Children’s Hospital and Research Center, Oakland. Jangan berikan makanan padat dan air putih, yang tidak terlalu ‘bersahabat’ dengan saluran pencernaan saat flu perut. Makanya, Anda harus hati-hati ketika memberi cairan yang tepat. Ini caranya:
Untuk bayi
- Bila Anda menyusui, sering-sering memberinya ASI. Jika bayi muntah setelah menyusu, tunggu selama 20 menit dan coba menyusuinya lagi. “Dengan begitu, Anda tetap berhasil memasukkan sesuatu, meski ia memuntahkannya kembali,“ kata Dr. Gleghorn. Jika bayi terus-terusan muntah, dan Anda merasa ia agak dehidrasi, hentikan pemberian ASI selama beberapa jam dan berikan 1 sendok makan oralit setiap 10-15 menit, hingga akhirnya berhenti muntah. Setelah itu, barulah Anda boleh menyusuinya lagi.
- Jika si kecil minum susu formula, hentikan pemberian susu dan berikan 1 sendok makan oralit. Tunggu hingga 20 menit, serta berikan 1 sendok makan lagi. Satu cara mudah untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh si kecil adalah melalui pipet obat. “Begitu kondisi bayi membaik, lipat gandakan jumlah cairan dalam pipet,“ ujar Dr. Peterson.
- "Berikan 1 atau 2 sendok makan oralit setiap 20-30 menit," nasihat Andrea McCoy, M.D., rekanan profesor bagian kesehatan anak di Temple University, Philadelphia.
- Kalau anak masih muntah-muntah juga, tunggu selama 30 menit dan coba berikan lagi.
- Jika anak bisa menelan, sedikit demi sedikit tambahkan jumlah cairan sampai ia bisa minum sebanyak 2 sendok makan setiap 10 menit.
- Jangan cemas bila Anda (merasa) memberinya melebihi dosis anjuran, karena oralit bukan obat. Satu-satunya alasan untuk memberinya sedikit demi sedikit adalah untuk membantunya menelan.
- Di usia 3 atau 4 tahun, anak akan menolak sesuatu yang rasanya tidak enak. "Cobalah mengecohnya dengan mencampur cairan ini dengan minuman sedikit manis," saran Dr. McCoy. “Hal ini tidak akan meningkatkan kadar gula, dan bisa menyamarkan rasa asin,” tambahnya.
- Bila anak hanya diare tanpa muntah-muntah, tidak apa-apa mengonsumsi oralit. Namun, Anda bisa pula memberinya cairan lain, seperti air putih atau susu. Tapi, lupakan dulu jus buah ya," ujar Dr. McCoy.
- Jika anak tertidur – dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi – jangan membangunkannya untuk minum lagi. Agar kondisinya membaik, ia perlu istirahat, juga.
Beberapa jam setelah berhenti muntah-muntah, Anda sudah bisa memberi si kecil jus buah. Juga, Anda bisa memberinya makanan dalam porsi kecil. Tujuannya agar anak kembali ke pola makan rutin yang disukainya, dengan beberapa pengecua-lian. Selama 1-2 hari, jangan tawarkan anak minuman yang manis, jus jeruk atau minuman mengandung asam lainnya, plus makanan yang tinggi gula, berbumbu, atau berlemak. Sebaliknya, berikan anak yang sedang dalam masa pemulihan ini makanan yang simpel, seperti crackers, cereal, panekuk (tanpa butter, dan sedikit sirup), atau roti yang diolesi pindakas. Sup ayam dan crackers asin cukup oke, karena ia perlu mengganti sodium yang hilang. Lydia Voles dari Ossining, New York, memotong roti bakar dengan pencetak kue berbentuk dinosaurus, sehingga anak-anaknya, Jack dan Cal Lepkowski (8 dan 5 tahun) tergoda untuk makan. Dulu ada anjuran, susu sebaiknya dijauhi begitu anak flu perut. Kini, hal ini sudah tak berlaku lagi, ujar Dr. McCoy. “Begitu muntah-muntah berhenti, dan anak merasa enak, ia boleh kembali minum susu,“ ujarnya lagi. Cuma, mulailah secara perlan-lahan. Pada kebanyakan kasus, tidak akan memperburuk diare.
Untuk demam
Bila anak demam, tapi tidak muntah-muntah atau diare, ia tetap membutuhkan cairan. "Berikan beberapa teguk jus yang diencerkan, atau susu," kata Dr. Peterson. Saus apel, sup, dan buah (segar atau kalengan) juga mengandung banyak cairan. Walaupun anak yang demam biasanya tidak berselera makan, pilihan berikut bisa kok menarik perhatiannya. Cobalah: Saus apel ditambahkan beberapa kismis dan sedikit bubuk kayu manis; potongan peach diletakkan di atas yogurt vanila beku; atau club soda ditambahkan jus cran-raspberry dingin. Ingat, jika anak demam, sakit perut, atau flu, butuh waktu sekitar 1-2 hari sebelum ia bisa makan normal lagi.
PAR 0207